Berita
Menjaga Stabilitas Inflasi, Kunci Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
2024-11-01
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan Oktober 2024 terjadi inflasi di Indonesia sebesar 0,08% (mtm) atau inflasi 1,71% (yoy). Ekonom Bank CIMB Niaga, Mika Martumpal menyebutkan berakhirnya tren deflasi di Oktober 2024 menjadi cermin mulai stabilnya inflasi RI dengan angka inflasi masih berada direntang target Bank Indonesia yakni dikisaran plus minus 3%. Namun demikian sejumlah sentimen global terkait pelemahan ekonomi China hingga volatilitas nilai tukar harus tetap diwaspadai karena dapat berimbas ke ekonomi dan catatan inflasi RI.
Stabilitas Inflasi RI, Kunci Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan
Inflasi Terkendali, Cermin Stabilitas Ekonomi
Catatan inflasi yang positif di bulan Oktober 2024 mencerminkan keberhasilan pemerintah dan otoritas moneter dalam menjaga stabilitas tingkat harga. Angka inflasi yang berada di kisaran target Bank Indonesia menunjukkan bahwa laju kenaikan harga-harga di Indonesia dapat dikendalikan dengan baik. Hal ini merupakan prestasi yang patut diapresiasi, mengingat kondisi ekonomi global yang masih penuh dengan ketidakpastian.Stabilnya inflasi RI memberikan sinyal positif bagi iklim investasi dan daya beli masyarakat. Dengan inflasi yang terkendali, konsumen dapat membeli barang dan jasa dengan harga yang lebih terjangkau, sementara para investor dapat merencanakan proyeksi biaya dan pendapatan dengan lebih pasti. Kondisi ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan di masa depan.Menjaga Inflasi, Kunci Stabilitas Ekonomi Makro
Pengendalian inflasi merupakan salah satu pilar utama dalam menjaga stabilitas ekonomi makro Indonesia. Ketika inflasi dapat dikendalikan, maka berbagai indikator ekonomi lainnya, seperti nilai tukar, suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi, cenderung berada dalam kondisi yang sehat dan terkendali.Stabilitas ekonomi makro yang terjaga akan memberikan kepercayaan bagi para pelaku ekonomi, baik domestik maupun asing, untuk berinvestasi dan mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Hal ini pada gilirannya akan mendorong peningkatan produktivitas, lapangan kerja, dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.Tantangan Inflasi di Tengah Gejolak Global
Meskipun inflasi RI saat ini berada dalam kondisi yang terkendali, pemerintah dan otoritas moneter harus tetap waspada terhadap berbagai sentimen global yang dapat mempengaruhi stabilitas harga di dalam negeri. Pelemahan ekonomi China, volatilitas nilai tukar, dan ketidakpastian geopolitik merupakan beberapa faktor eksternal yang harus diperhatikan.Gejolak di pasar global dapat berdampak pada harga komoditas, arus modal, dan kepercayaan investor. Hal ini pada akhirnya dapat memicu tekanan inflasi di dalam negeri. Oleh karena itu, koordinasi yang erat antara pemerintah dan Bank Indonesia, serta kebijakan yang responsif dan antisipatif, menjadi kunci untuk menjaga stabilitas inflasi di tengah dinamika ekonomi global yang semakin kompleks.Sinergi Kebijakan, Kunci Stabilitas Inflasi Jangka Panjang
Untuk menjaga stabilitas inflasi dalam jangka panjang, diperlukan sinergi yang kuat antara kebijakan fiskal dan moneter. Pemerintah harus terus menjaga disiplin anggaran, mengendalikan defisit, dan mengelola utang secara prudent. Sementara itu, Bank Indonesia harus tetap menjalankan kebijakan moneter yang kredibel dan konsisten, termasuk dalam menjaga nilai tukar yang stabil.Selain itu, upaya untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi nasional juga menjadi penting. Investasi di sektor-sektor strategis, pengembangan infrastruktur, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat membantu memperkuat fondasi ekonomi Indonesia, sehingga lebih tangguh dalam menghadapi gejolak global.Dengan sinergi kebijakan yang efektif dan upaya peningkatan daya saing ekonomi, Indonesia diharapkan dapat menjaga stabilitas inflasi dalam jangka panjang, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan.