Pasar
Perbaikan Signifikan IHSG Mengakhiri Minggu yang Sulit
2025-03-03

Pasar saham Indonesia menunjukkan pemulihan yang kuat setelah periode lesu. Pada Senin (3/3/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan tajam, mencapai 3,0% di level 6.463,23 pada pukul 10.42 WIB. Transaksi yang dilakukan mencakup sekitar 6,18 miliar saham dengan total nilai Rp5,69 triliun melalui lebih dari setengah juta kali transaksi. Sektoral bahan baku menjadi yang terdepan dengan peningkatan 4,7%, disusul oleh utilitas dan finansial.

Kemajuan ini menandai perbaikan signifikan dibandingkan dengan penutupan pekan lalu. Pada akhir perdagangan Jumat kemarin, IHSG merosot hingga 3,31% ke level 6.270,60, yang merupakan posisi terendah sejak September 2021. Penurunan tersebut telah memperpanjang tren negatif yang berlangsung sepanjang tahun 2025, mencapai 11,43%. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menyatakan bahwa BEI akan melakukan pertemuan dengan pelaku pasar dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk membahas langkah-langkah strategis dalam jangka pendek. Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah kebijakan terkait short selling.

Pemulihan IHSG hari ini memberikan harapan baru bagi para investor. Langkah-langkah yang akan diambil oleh BEI dan OJK bertujuan untuk memperkuat kepercayaan publik terhadap pasar modal Indonesia. Dengan adanya upaya positif ini, diharapkan investor asing dapat tetap percaya dan berpartisipasi aktif dalam ekonomi Indonesia. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.

PT Waskita Beton Precast Tbk Tanggapi Permohonan Pembatalan Perjanjian
2025-03-03

Dalam perkembangan terbaru, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) telah memberikan respons terkait permohonan pembatalan perdamaian yang diajukan oleh perusahaan lain. Berdasarkan informasi dari Bursa Efek Indonesia, perusahaan bernama PT Willy Dwi Perkasa telah meminta pembatalan atas perjanjian perdamaian melalui jalur hukum formal di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Surat panggilan sidang untuk kasus ini telah diterima oleh manajemen WSBP pada akhir pekan lalu.

Komitmen kuat untuk mengikuti prosedur hukum menjadi fokus utama bagi WSBP. Manajemen menyatakan bahwa mereka akan tetap menghormati dan mematuhi semua tahapan hukum yang berlaku. Selain itu, pihaknya juga menegaskan bahwa tindakan ini tidak akan memberikan dampak besar terhadap operasional dan keberlangsungan usaha perusahaan. Langkah-langkah hukum yang diambil akan dipantau dengan cermat untuk memastikan kepatuhan penuh terhadap aturan yang ada.

Pematuhan hukum dan integritas merupakan prinsip dasar dalam menjalankan bisnis. Menghadapi tantangan hukum seperti ini, penting bagi perusahaan untuk tetap berfokus pada tujuan utamanya sambil mematuhi proses hukum yang berlaku. Hal ini menunjukkan sikap bertanggung jawab dan profesionalisme perusahaan dalam mengelola setiap aspek operasionalnya.

See More
Pandangan Warren Buffett Terhadap Kebijakan Tarif dan Dampaknya pada Ekonomi
2025-03-03

Warren Buffett, investor legendaris yang dikenal sebagai "Oracle of Omaha," mengungkapkan pandangannya tentang kebijakan tarif yang diimplementasikan oleh pemerintah. Menurutnya, tarif tersebut dapat memicu inflasi dan merugikan konsumen. Buffett menegaskan bahwa tarif sebenarnya adalah pajak tambahan yang dibebankan kepada barang-barang impor, dan biaya ini akhirnya akan ditanggung oleh konsumen. Selain itu, Buffett juga menyampaikan kekhawatirannya terkait dampak negatif dari kebijakan tarif agresif terhadap ekonomi global.

Dampak Negatif Kebijakan Tarif bagi Konsumen dan Ekonomi

Kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintah memiliki potensi untuk merusak stabilitas ekonomi. Buffett menjelaskan bahwa tarif pada dasarnya bertindak sebagai pajak tambahan yang harus dibayar oleh konsumen atas barang impor. Ia menekankan bahwa tidak ada pihak lain yang akan menanggung beban ini, termasuk entitas fiktif seperti "peri gigi." Pernyataan ini menjadi komentar publik pertama Buffett tentang kebijakan perdagangan Presiden Trump, yang telah mengumumkan tarif tinggi untuk beberapa negara.

Buffett mengungkapkan bahwa tarif tersebut bisa berfungsi sebagai hukuman ekonomi dan bahkan mungkin dianggap sebagai bentuk "perang" dalam konteks ekonomi. Ia menyoroti bahwa tarif pada akhirnya akan menjadi beban tambahan bagi konsumen, yang harus membayar lebih mahal untuk produk impor. Ini berpotensi memicu inflasi dan merusak daya beli masyarakat. Buffett juga menambahkan bahwa China telah mengancam akan membalas dengan langkah serupa, yang dapat memperburuk situasi ekonomi global.

Sikap Buffett Terhadap Pasar dan Persiapan Masa Depan

Buffett telah bersikap lebih defensif dalam setahun terakhir, dengan menjual saham dalam jumlah besar dan mengumpulkan dana tunai dalam jumlah rekor. Langkah ini dipandang oleh beberapa pihak sebagai tanda pesimisme terhadap pasar, sementara yang lain melihatnya sebagai persiapan bagi penerusnya di Berkshire Hathaway. Meskipun demikian, Buffett menolak memberikan komentar langsung tentang kondisi ekonomi saat ini, hanya menyebut bahwa topik tersebut sangat menarik tetapi tidak bisa dibahas lebih lanjut.

Pasar saham AS telah mengalami volatilitas tinggi karena kekhawatiran perlambatan ekonomi dan kebijakan Trump yang tidak terduga. Indeks S&P 500 hanya naik sekitar 1% sepanjang tahun ini. Buffett pernah menyampaikan kekhawatiran serupa pada tahun 2018 dan 2019, mengingatkan bahwa kebijakan tarif yang agresif dapat berdampak negatif bagi ekonomi global. Sikap defensif Buffett mencerminkan antisipasi terhadap ketidakpastian ekonomi dan persiapan untuk masa depan yang mungkin lebih menantang.

See More