Kenaikan signifikan terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang membuka perdagangan dengan melonjak 1,34% ke level 6.354,59. Pergerakan positif ini muncul seiring rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengumpulkan seluruh pelaku pasar guna menanggapi penurunan yang telah terjadi. Aktivitas transaksi mencatat volume Rp 766,9 miliar dengan frekuensi 46.021 kali. Beberapa emiten menjadi tulang punggung kenaikan tersebut, seperti PANI, ITMG, TPIA, dan DAAZ.
Langkah proaktif diambil oleh BEI untuk memastikan stabilitas pasar. Direktur Utama BEI Iman Rachman menyatakan bahwa pertemuan penting akan diselenggarakan pada Senin mendatang. Pihaknya juga berencana berdialog dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mencari solusi jangka pendek. "Kami memiliki peran penting dalam ekosistem ini dan akan mendiskusikan langkah-langkah yang dapat diterapkan," ungkap Iman. Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah regulasi terkait short selling, dimana masukan dari para pelaku pasar akan sangat menentukan.
Menghadirkan kabar baik bagi investor asing menjadi prioritas utama agar mereka tetap percaya pada pasar modal Indonesia. Dengan langkah-langkah strategis ini, BEI menunjukkan komitmennya untuk menjaga stabilitas dan meningkatkan daya tarik pasar saham Tanah Air. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat iklim investasi dan memberikan kepercayaan lebih kepada para pemangku kepentingan pasar modal.
Pada akhir pekan Februari, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta mengalami penurunan signifikan. IHSG ditutup dengan koreksi 3,31% ke level 6.270,59 pada hari Jumat. Investor asing melakukan aksi jual besar-besaran yang mencapai hampir Rp3 triliun. Artikel ini akan membahas detail dari situasi pasar saham dan saham-saham yang paling banyak diterbitkan oleh investor asing.
Di akhir bulan Februari, pasar saham Indonesia menghadapi momen sulit. IHSG merosot tajam seiring dengan penjualan masif oleh investor asing. Aksi jual ini mencapai total Rp2,91 triliun di seluruh pasar dan Rp2,91 miliar di pasar reguler. Sementara itu, pembelian bersih oleh asing hanya mencapai Rp3,54 miliar. Situasi ini menunjukkan dominasi penjualan yang luar biasa.
Beberapa saham unggulan menjadi sasaran utama penjualan. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., atau BBRI, mengalami penjualan bersih tertinggi sebesar Rp879,31 miliar. Diikuti oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk., yang tercatat dengan penjualan net sebesar Rp522,41 miliar. PT Bank Central Asia Tbk. juga tidak luput dari aksi jual, dengan nilai penjualan mencapai Rp382,90 miliar. Selain itu, beberapa perusahaan lain seperti INKP, BBNI, UNVR, BMRI, GOTO, TPIA, dan ERAA juga mengalami penjualan signifikan.
Situasi pasar saham Indonesia pada akhir Februari memberikan gambaran yang jelas tentang ketidakpastian ekonomi. Penurunan IHSG dan aksi jual masif oleh investor asing menunjukkan adanya kekhawatiran terhadap stabilitas pasar. Meskipun demikian, penting untuk memantau perkembangan lebih lanjut untuk melihat respons pasar dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Pengawasan ketat diterapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan saham dua perusahaan publik, Indal Aluminium Industry dan Homeco Victoria Makmur, akibat fluktuasi harga yang tidak biasa. Meskipun situasi ini dianggap luar biasa, BEI menegaskan bahwa hal tersebut belum tentu mengindikasikan pelanggaran hukum pasar modal. Langkah pengawasan ini dilakukan untuk melindungi para investor, khususnya pemegang saham kedua perusahaan tersebut.
Berdasarkan informasi terkini, laporan bulanan registrasi pemegang efek terakhir untuk kedua perusahaan diterbitkan pada awal Februari 2025. Sebelumnya, pada pertengahan tahun 2024, BEI juga telah mengeluarkan pemberitahuan aktivitas pasar luar biasa untuk saham Homeco Victoria Makmur. Investor disarankan untuk mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kinerja perusahaan, rencana aksi korporasi, dan informasi terbuka sebelum membuat keputusan investasi.
Dalam konteks ini, penting bagi setiap investor untuk tetap waspada dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Transparansi dan akuntabilitas dari emiten menjadi aspek penting yang harus dipertimbangkan. Dengan demikian, masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dalam dunia investasi, membantu menciptakan lingkungan pasar yang lebih sehat dan stabil.