Berita
Pertamax: Menjaga Stabilitas Harga di Tengah Gejolak Pasar Bahan Bakar
2024-11-01
Industri bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia mengalami perubahan harga yang signifikan. Seluruh perusahaan penyedia BBM non-subsidi, termasuk Pertamina, Shell Indonesia, dan BP-AKR, secara kompak menaikkan harga produk mereka per 1 November 2024. Namun, ada satu jenis BBM non-subsidi yang tetap mempertahankan harganya, yaitu Pertamax dengan nilai oktan (RON) 92.
Menjaga Stabilitas Harga Demi Kepuasan Konsumen
Penyesuaian Harga Berdasarkan Tren Pasar
Kenaikan harga BBM non-subsidi ini merupakan hasil dari evaluasi berkala yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan penyedia BBM. Heppy Wulansari, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, menjelaskan bahwa penyesuaian harga didasarkan pada tren harga rata-rata publikasi minyak, yaitu Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus, serta mempertimbangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.Meskipun terjadi kenaikan harga pada sebagian besar produk BBM non-subsidi, Pertamina memutuskan untuk tidak menaikkan harga Pertamax. Hal ini dikarenakan kenaikan harga MOPS untuk RON 92 relatif kecil, sehingga Pertamina memilih untuk mempertahankan harga Pertamax pada level Rp 12.100 per liter.Strategi Mempertahankan Harga Pertamax
Keputusan Pertamina untuk tidak menaikkan harga Pertamax merupakan langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga di pasar. Dengan tetap mempertahankan harga Pertamax, perusahaan dapat memberikan kepastian dan kepuasan bagi konsumen, terutama di tengah kondisi ekonomi yang sedang mengalami fluktuasi.Selain itu, langkah ini juga dapat menjadi daya tarik bagi konsumen untuk tetap memilih Pertamax sebagai bahan bakar pilihan mereka. Dengan harga yang stabil, konsumen dapat merencanakan dan mengelola anggaran bahan bakar dengan lebih baik, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi mereka.Dampak Positif bagi Konsumen
Keputusan Pertamina untuk tidak menaikkan harga Pertamax tentunya akan memberikan dampak positif bagi konsumen. Dengan harga yang tetap stabil, konsumen dapat mempertahankan daya beli mereka dan tidak perlu khawatir akan kenaikan biaya bahan bakar.Selain itu, stabilitas harga Pertamax juga dapat mendorong konsumen untuk tetap memilih produk ini sebagai bahan bakar pilihan mereka. Hal ini dapat memberikan keuntungan bagi konsumen dalam jangka panjang, karena mereka dapat mengelola anggaran bahan bakar dengan lebih baik dan efisien.Secara keseluruhan, keputusan Pertamina untuk mempertahankan harga Pertamax di tengah kenaikan harga BBM non-subsidi lainnya merupakan langkah yang strategis dan dapat memberikan manfaat bagi konsumen. Dengan tetap menjaga stabilitas harga, Pertamina dapat mempertahankan kepercayaan dan loyalitas konsumen, serta memberikan nilai tambah bagi mereka.