EBT menjadi kunci dalam pencapaian target swasembada energi. PT PLN (Persero) telah berupaya dengan baik dalam mempersiapkan peta jalan pembangunan jaringan tenaga listrik 103 Gigawatt. Dari total target, 75% atau 75 Gigawatt akan berasal dari EBT. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran EBT dalam memenuhi kebutuhan energi Indonesia di masa mendatang. Asosiasi APLSI melihat potensi besar dari sumber-sumber energi hijau di Indonesia. Sumber panas bumi, angin, dan tenaga surya yang berlimpah di Pulau Jawa dan Sumatra memiliki potensi yang besar untuk menjadi sumber daya energi terbarukan. Namun, tantangan dalam pembiayaan perbankan masih harus diatasi agar produsen listrik dapat dengan mudah menggali proyek EBT.
Indonesia memiliki keunggulan geografis yang memungkinkan untuk mengembangkan sumber daya energi terbarukan. Posisi geografis di jalur Ring of Fire memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mengoptimalkan sumber daya tersebut. Namun, upaya untuk mengimplementasikan proyek EBT tidaklah mudah. Perusahaan produsen listrik harus berkolaborasi dengan pemerintah dan lembaga keuangan untuk mendapatkan dukungan dalam pembiayaan. Selain itu, juga perlu adanya pengembangan teknologi yang lebih canggih untuk mengoptimalisir penggunaan sumber daya energi.
APLSI sebagai asosiasi produsen listrik swasta memiliki peran penting dalam mendorong perkembangan EBT. Ketua Umum Arthur Simatupang melihat potensi besar dari sumber daya energi hijau di Indonesia. APLSI mendorong pemerintah untuk memberikan dukungan dalam bentuk perbaikan iklim berusaha dan investasi. Dengan upaya tersebut,有望 (diharapkan) dapat mengurangi hambatan dalam menggali proyek EBT. APLSI juga berusaha untuk mempromosikan kebijakan dan praktik yang lebih ramah lingkungan dalam industri listrik swasta. Hal ini akan membantu dalam mencapai tujuan swasembada energi.
APLSI berkomunikasi dengan berbagai stakeholder untuk mempersiapkan kondisi yang lebih baik untuk pengembangan EBT. Mereka berdiskusi dengan pemerintah, lembaga keuangan, dan perusahaan teknologi untuk mencari solusi bersama. Dengan kolaborasi yang baik, dapat diharapkan bahwa proyek EBT akan berjalan dengan lebih lancar dan efektif. APLSI juga berusaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya EBT dan dampaknya pada lingkungan.
Pertanyaan terkait pembiayaan perbankan tetap menjadi tantangan utama bagi produsen listrik dalam menggali proyek EBT. Banyak proyek EBT membutuhkan dana yang cukup besar, dan perbankan seringkali cenderung lebih memilih proyek yang lebih beresiko rendah. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengurangi risiko dan meningkatkan kepercayaan lembaga keuangan terhadap proyek EBT. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas proyek, pengembangan model pembiayaan yang lebih fleksibel, dan peningkatan transparansi dalam pengelolaan proyek.
Tapi, tidak hanya masalah pembiayaan saja. Ada juga tantangan dalam bidang teknis dan regulasi. Technologinya harus terus dikembangkan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya energi. Selain itu, juga perlu adanya peraturan yang lebih baik dalam bidang keamanan dan lingkungan untuk memastikan keberlanjutan proyek EBT. Solusi-solusi ini memerlukan kerja sama antara pemerintah, lembaga keuangan, dan industri listrik swasta.