Pasar
Transformasi WIKA: Memacu Pertumbuhan di Tengah Tantangan
2024-11-01
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), salah satu raksasa konstruksi nasional, baru-baru ini mengumumkan kinerja keuangan yang sangat menggembirakan. Perusahaan ini berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 12,55 triliun dengan kapasitas tingkat produksi (burn rate) yang mencapai 34,3% dari kontrak berjalan hingga 30 September 2024. Pencapaian ini menunjukkan kemampuan eksekusi proyek WIKA yang semakin excellence, terutama pada lini bisnis utama seperti infrastruktur, gedung, serta Engineering, Procurement, and Construction (EPC).

Memacu Pertumbuhan di Tengah Tantangan

Peningkatan Margin Laba Kotor dan Laba Usaha

Selain membukukan peningkatan pendapatan, WIKA juga mencatatkan peningkatan laba kotor sebesar Rp 1,06 triliun, dengan Gross Profit Margin (GPM) sebesar 8,4%. Angka ini meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8,1%. Hal ini menunjukkan efisiensi operasional yang semakin baik, terutama pada lini bisnis utama yang menjadi core operasi Perseroan.Lebih lanjut, WIKA juga mencatatkan peningkatan laba usaha sebesar Rp 839,75 miliar atau meningkat 55,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan demikian, Operating Profit Margin (OPM) Perseroan berhasil mengalami peningkatan yang sama secara year on year. Pencapaian ini mencerminkan kemampuan WIKA dalam mengelola biaya operasional secara efektif, sehingga mampu meningkatkan profitabilitas.

Perbaikan Struktur Keuangan

Sejalan dengan langkah Perseroan untuk terus mempercepat upaya penyehatan keuangan, WIKA berhasil memperbaiki kolektibilitas piutang hingga 30,4% menjadi sebesar Rp 6,61 triliun dari Rp 9,50 triliun per September 2023. Selain itu, WIKA juga berupaya maksimal melakukan pembayaran kepada mitra kerja, sehingga utang usaha Perseroan tercatat menurun hingga 50,7% di periode yang sama tahun sebelumnya.Kondisi likuiditas yang semakin baik ini tercermin dari current ratio Perseroan yang meningkat menjadi 191,8% dengan rasio solvabilitas seperti rasio utang berbunga terhadap ekuitas (gearing ratio) dan Debt to Equity Ratio (DER) yang juga menurun menjadi 2,18 kali dan 3,12 kali dari posisi sebelumnya 3,10 kali dan 5,07 kali. Perbaikan struktur keuangan ini menunjukkan komitmen WIKA dalam memperkuat fundamental perusahaan.

Arus Kas Operasi yang Membaik

Selain perbaikan pada struktur keuangan, arus kas atas aktivitas operasi Perseroan juga menunjukkan perbaikan yang signifikan. Arus kas operasi WIKA meningkat hingga 86,9% dari -Rp 1,67 triliun menjadi -Rp 218,94 miliar di kuartal III-2024. Peningkatan arus kas operasi ini mencerminkan kemampuan WIKA dalam mengelola modal kerja secara efektif, sehingga dapat mendukung kegiatan operasional perusahaan.Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, menyampaikan bahwa perbaikan kinerja ini merupakan hasil dari upaya transformasi Perseroan yang fokus dalam peningkatan likuiditas sebagai upaya penyehatan keuangan. Manajemen percaya bahwa dengan meningkatkan tata kelola, perkuatan manajemen risiko, keunggulan eksekusi proyek, fokus terhadap likuiditas, serta pengelolaan struktur modal kerja yang baik, Perseroan akan mampu menjaga nilai kompetitifnya di masa mendatang.
Mengungkap Skandal Keuangan yang Mengancam Konsumen Indonesia
2024-11-01
Dalam sebuah pengungkapan yang mengejutkan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerima tidak kurang dari 332.590 permintaan layanan melalui Aplikasi Portal Pelindungan Konsumen (APPK) dalam kurun waktu Januari hingga 28 Oktober 2024. Dari jumlah tersebut, 26.881 di antaranya merupakan pengaduan resmi yang diajukan oleh konsumen. Laporan ini menyoroti betapa maraknya praktik-praktik ilegal di industri keuangan Indonesia yang telah membuat banyak konsumen menjadi korban.

Mengungkap Skandal Keuangan yang Mengancam Konsumen

### Sektor Perbankan Mendominasi Pengaduan KonsumenDari data yang dihimpun, sektor perbankan menjadi penyumbang terbesar pengaduan konsumen dengan 9.412 laporan. Disusul kemudian oleh industri financial technology dengan 10.215 pengaduan, perusahaan pembiayaan dengan 5.731 pengaduan, dan perusahaan asuransi dengan 1.162 pengaduan. Sisanya terkait dengan sektor pasar modal dan industri keuangan non-bank lainnya.### Maraknya Entitas Ilegal di Industri KeuanganSelain itu, OJK juga telah menerima 13.860 pengaduan terkait entitas ilegal sepanjang periode yang sama. Dari jumlah tersebut, 13.020 pengaduan mengenai pinjaman online ilegal dan 840 pengaduan terkait investasi ilegal. Hal ini menunjukkan betapa maraknya praktik-praktik ilegal di industri keuangan yang telah merugikan banyak konsumen.### Upaya OJK Memblokir Entitas IlegalDalam menanggapi maraknya entitas ilegal, OJK telah melakukan berbagai tindakan. Sepanjang tahun ini, OJK telah menghentikan atau memblokir sebanyak 2.500 entitas pinjaman online ilegal dan 242 entitas investasi ilegal. Selain itu, OJK juga telah meminta pemblokiran terhadap 228 rekening bank atau virtual account yang dilaporkan terkait dengan aktivitas keuangan ilegal.### Satgas PASTI Menindak Debt Collector IlegalTidak hanya itu, Satgas PASTI juga menemukan adanya nomor kontak pihak penagih (debt collector) terkait pinjaman online ilegal yang dilaporkan telah melakukan ancaman, intimidasi, dan tindakan lain yang bertentangan dengan ketentuan. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, Satgas PASTI telah mengajukan pemblokiran terhadap 995 nomor kontak kepada Kementerian Komunikasi dan Digital RI.Kesimpulannya, data yang diungkap oleh OJK menunjukkan betapa maraknya praktik-praktik ilegal di industri keuangan Indonesia yang telah merugikan banyak konsumen. Upaya OJK dalam menangani pengaduan konsumen dan memblokir entitas ilegal merupakan langkah penting untuk melindungi konsumen dan menjaga integritas industri keuangan. Namun, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk memastikan industri keuangan Indonesia bebas dari praktik-praktik ilegal dan dapat memberikan layanan yang aman dan terpercaya bagi seluruh masyarakat.
See More
Indofood Sukses Makmur Tetap Kokoh di Tengah Tantangan Ekonomi Global
2024-11-01
PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), salah satu raksasa industri makanan dan minuman di Indonesia, telah mengumumkan kinerja keuangan yang menggembirakan untuk periode sembilan bulan pertama tahun 2024. Perusahaan mencatat lonjakan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 23,67% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Indofood Sukses Makmur Tetap Kokoh di Tengah Tantangan Ekonomi Global

Kenaikan Penjualan Bersih dan Penurunan Beban Pokok Penjualan Mendorong Pertumbuhan Laba

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis, Indofood mencatat penjualan bersih per September 2024 sebesar Rp 86,94 triliun, naik 3,64% secara tahunan (year-on-year) dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp 83,89 triliun. Sementara itu, beban pokok penjualan perusahaan justru tercatat turun 1% menjadi Rp 57,25 triliun. Kombinasi peningkatan penjualan dan penurunan beban pokok penjualan ini telah memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja bottom line Indofood.Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood, Anthoni Salim, menyatakan bahwa dalam kondisi ekonomi global yang sedang beradaptasi, Indofood dapat mempertahankan kinerjanya yang positif di periode sembilan bulan tahun ini. Hal ini menunjukkan ketangguhan dan daya adaptasi Indofood dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada.

Peningkatan Aset dan Ekuitas Memperkuat Posisi Keuangan Indofood

Selain peningkatan laba bersih, Indofood juga mencatat pertumbuhan pada sisi aset dan ekuitas perusahaan. Total aset Indofood hingga September 2024 naik menjadi Rp 195,49 triliun dari Rp 186,5 triliun pada akhir tahun 2023. Sementara itu, ekuitas perusahaan juga terdongkrak naik menjadi Rp 107,94 triliun dari semula Rp 100,46 triliun.Peningkatan aset dan ekuitas ini menunjukkan bahwa Indofood terus memperkuat posisi keuangannya, sehingga memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di masa mendatang. Hal ini juga mencerminkan kepercayaan pasar terhadap prospek jangka panjang Indofood.

Optimisme Indofood di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Menantang

Meskipun kondisi ekonomi global saat ini sedang beradaptasi, Indofood tetap optimis dengan waspada dan menjaga posisi neraca yang kuat serta keseimbangan antara pangsa pasar dan profitabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa Indofood memiliki strategi yang matang dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar.Dengan kinerja keuangan yang solid, Indofood diharapkan dapat terus memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri makanan dan minuman Indonesia. Pertumbuhan penjualan, efisiensi biaya, dan penguatan struktur keuangan akan menjadi kunci bagi Indofood untuk mempertahankan momentum positif di masa mendatang.
See More