Berita
Tantangan Ekonomi Kompleks Hadapi Pemerintahan Prabowo-Gibran
2024-11-01
Pemerintahan Prabowo-Gibran menghadapi tantangan ekonomi yang kompleks di awal masa kepemimpinannya. Sektor manufaktur mengalami kontraksi selama 4 bulan berturut-turut, sementara inflasi masih terjaga pada level yang terkendali. Ekonom senior, Raden Pardede, memberikan analisis mendalam mengenai kondisi ekonomi Indonesia saat ini dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mendorong pemulihan.
Menyikapi Kontraksi Manufaktur dan Inflasi yang Terkendali
Kontraksi Manufaktur: Tantangan Bagi Pemerintah
Data Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Oktober 2024 mencatat angka 49,2, menunjukkan adanya kontraksi di sektor ini selama 4 bulan berturut-turut. Hal ini mengindikasikan perlambatan aktivitas di industri pengolahan, yang merupakan salah satu sektor kunci dalam perekonomian Indonesia. Kondisi ini tentu menjadi perhatian bagi pemerintah, mengingat sektor manufaktur menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional.Ekonom senior, Raden Pardede, menyoroti dampak kontraksi manufaktur terhadap daya beli masyarakat, khususnya kelas menengah. Menurutnya, daya beli kelompok ini, yang menjadi "tenaga dalam" penggerak ekonomi, masih tertekan akibat perlambatan aktivitas di sektor manufaktur. Hal ini perlu menjadi fokus utama pemerintah dalam upaya mendorong pemulihan ekonomi.Inflasi Terkendali: Sinyal Positif di Tengah Tantangan
Di sisi lain, data Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Oktober 2024 menunjukkan inflasi sebesar 0,08% (mtm) atau 1,71% (yoy). Angka ini mengindikasikan bahwa laju inflasi masih terjaga pada level yang terkendali, meskipun terdapat kenaikan harga sedikit.Raden Pardede melihat perkembangan ini sebagai sinyal positif di tengah tantangan ekonomi yang dihadapi. Menurutnya, kendali inflasi yang baik dapat memberikan ruang bagi pemerintah untuk fokus pada upaya-upaya pemulihan ekonomi, seperti mendorong daya beli masyarakat dan meningkatkan produktivitas sektor manufaktur.Sektor Pertanian: Titik Terang di Tengah Kelesuan
Sementara itu, Raden Pardede juga mencatat adanya peningkatan daya beli di sektor pertanian, yang tercermin dari kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) nasional sebesar 0,33% (mtm) menjadi 120,70. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian dapat menjadi salah satu pilar penting dalam mendorong pemulihan ekonomi, terutama dengan meningkatnya daya beli di kalangan petani.Pemerintah Prabowo-Gibran perlu memanfaatkan momentum ini dengan memprioritaskan kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung sektor pertanian, seperti peningkatan akses permodalan, pengembangan infrastruktur, dan peningkatan produktivitas. Dengan demikian, sektor pertanian dapat menjadi katalisator bagi pemulihan ekonomi secara keseluruhan.Menyeimbangkan Kebijakan: Tantangan Bagi Pemerintah
Ekonom senior, Raden Pardede, menekankan bahwa pemerintah Prabowo-Gibran perlu menyeimbangkan berbagai kebijakan ekonomi untuk mengatasi tantangan yang dihadapi. Di satu sisi, upaya-upaya untuk mendorong daya beli masyarakat, khususnya kelas menengah, harus menjadi prioritas utama. Di sisi lain, pemerintah juga perlu menjaga stabilitas makroekonomi, termasuk menjaga inflasi pada level yang terkendali.Pardede menyarankan agar pemerintah dapat mengoptimalkan sinergi antara kebijakan fiskal dan moneter, serta melakukan koordinasi yang erat dengan Bank Indonesia. Selain itu, pemerintah juga perlu memprioritaskan investasi di sektor-sektor strategis, seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.Dengan pendekatan yang seimbang dan komprehensif, pemerintah Prabowo-Gibran diharapkan dapat mengatasi tantangan ekonomi saat ini dan membangun fondasi yang kuat bagi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.