Pasar
Prajogo Pangestu Menambah Saham BREN: Tujuannya Investasi
2024-12-10
Jakarta, CNBC Indonesia - Prajogo Pangestu telah melakukan peningkatan terhadap kepemilikan sahamnya di PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Pada 5 Desember 2024, orang terkaya di Indonesia, sesuai dengan versi Forbes, membeli 1,1 juta saham BREN dengan harga Rp7.470 per lembar. Dengan demikian, Prajogo mengeluarkan dana sebesar Rp8,22 miliar. "Tujuan dari transaksi adalah untuk tujuan investasi pribadi," tulis Direktur dan Corporate Secretary BREN Merly dalam keterangan resmi, seperti dikutip Selasa (10/12/2024).

Impak Transaksi Investasi

Transaksi ini memiliki dampak yang signifikan bagi Prajogo Pangestu. Dengan menguasai lebih banyak saham BREN, ia memiliki keunggulan dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan perusahaan. Ini juga dapat memberikan keuntungan keuangan dalam jangka panjang, mengingat potensi pertumbuhan bisnis BREN. Namun, perlu dipertimbangkan risiko yang terkait dengan kepemilikan saham yang besar, seperti volatilitas pasar dan kondisi ekonomi.Setelah transaksi, Prajogo secara langsung menggenggam 130.889.700 (0,09783%) saham BREN. Ini menunjukkan kepekaan Prajogo terhadap perusahaan dan keinginan untuk memiliki lebih banyak kontrol.

Hubungan dengan PT Barito Pasific Tbk

Sebagai informasi, Prajogo secara tidak langsung mengendalikan BREN melalui PT Barito Pasific Tbk (BRPT). Barito menguasai 64,66% saham BREN. Lalu sebanyak 23,6% saham BREN tercatat atas DBS Bank Ltd SG S/A Green Era Energy Pte Ltd. Hubungan ini memungkinkan Prajogo untuk memiliki akses ke sumber daya dan jaringan bisnis yang kuat. Namun, juga harus dipertimbangkan ketergantungan yang mungkin terhadap PT Barito Pasific Tbk.

Kondisi Harga Saham

Sementara itu, saham BREN mengalami penurunan 2,06% ke level Rp8.325 pada perdagangan kemarin, Selasa (9/12/2024). Meskipun saham tersebut merosot ke zona merah dalam perdagangan harian, dalam sepekan sebelumnya, saham BREN naik 22,88%. Kondisi harga saham ini menunjukkan keberadaan volatilitas pasar dan keinginan investor untuk berinteraksi dengan saham. Perubahan harga saham dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kebijakan moneter, perkembangan ekonomi, dan kondisi pasar.Dalam keseluruhan, transaksi investasi Prajogo Pangestu di PT Barito Renewables Energy Tbk memiliki implikasi yang luas. Ia tidak hanya mempengaruhi keuangan pribadi Prajogo tetapi juga mengimpactkan kondisi perusahaan dan pasar. Investor perlu memahami dengan baik implikasi dari transaksi ini sebelum mengambil keputusan investasi.
Siapa Pemilik Ramayana? Perjalanan Usia Paulus Tumewu
2024-12-10
Jakarta, CNBC Indonesia – Saat ini, anak-anak generasi sekarang mungkin tidak terlalu mengenal Ramayana. Sebelumnya, ketika memiliki kelebihan uang, orang biasanya dengan cepat berburu untuk membeli pakaian di Ramayana. Toko pakaian ini juga menjadi tujuan utama saat Lebaran tiba. Ramayana, sebuah ritel yang berbasis di Jakarta, memiliki sejarah yang menarik.

Penciptaan Ramayana

Ramayana diciptakan oleh Paulus Tumewu. Ia belajar bisnis dari toko kelontong orangtuanya di Makassar, kemudian menghijrah ke Jakarta setelah menikah dengan Tan Lee Chuan, adik Eddy Tansil. Tahun 1978 menjadi tahun awal bagi Ramayana Department Store, yang kemudian dikenal sebagai ritel pakaian untuk segmen menengah ke bawah. Saat itu usia Paulus Tumewu hanya 26 tahun.Pada tahun 1978, toko tersebut awalnya bernama Ramayana Fashion Store. Saat masih toko biasa, Paulus berkongsi dengan Agus Makmur. Mereka kemudian membangun PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS). Bisnis mereka terus berkembang dan melebar di tahun 1985 dengan membuka toko di Bandung. Selain menjual pakaian, mereka juga menjual tas, sepatu, dan aksesori. Dalam waktu empat tahun, Ramayana sudah memiliki 13 store dan jumlah karyawannya di tahun 1989 mencapai 2.500 orang.PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. sejak tahun 1996 melantai Bursa Efek Jakarta dengan kode RALS. Jumlah gerainya terus bertambah dan tersebar di 40 kota penting di Indonesia. Namun, di tahun 2005, Ramayana dilanda penurunan pemasukan. Berdasarkan laporan keuangan 2005, keuntungan bersih Ramayana sebesar Rp 302 miliar dengan omset penjualan Rp 4,3 trilyun sementara pada tahun sebelumnya untung bersih Rp 311 miliar.

Perubahan dan Tantangan

Munculnya International Trade Centre (ITC) dianggap sebagai salah satu penyebab penurunan keuangan Ramayana. Meski demikian, Paulus masih masuk dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia pada waktu itu. Pada Juli 2006, Paulus menempati peringkat ke-15 dengan kekayaan yang sekitar Rp 3,96 triliun (kurs Rp 9.000 per US$).Namun, pada 2023, nama Paulus tidak lagi ada di dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia versi Forbes. Hingga hari ini, gerai Ramayana masih hidup meski menghadapi banyak saingan di bisnis ritel pakaian. Per September 2024, Ramayana Lestari Sentosa membukukan laba bersih setelah pajak Rp252,7 miliar, turun tipis atau 0,77% secara tahunan (yoy). Laba ini utamanya turun karena pendapatan perusahaan merosot sebesar 1,26% yoy menjadi Rp2,11 triliun. Pada periode yang sama, beban pokok penjualan naik tipis menjadi Rp1,04 triliun.Penurunan kinerja Ramayana juga terlihat dari jumlah gerai. RALS tercatat menaungi tiga merek toko fesyen, yakni Ramayana, Robinson, dan Cahaya. Sepanjang tahun ini, hingga September 2024, gerai Ramayana telah berkurang lima unit dibandingkan dengan tahun sebelumnya, atau dari 96 gerai menjadi 91 gerai. Sementara itu, jumlah gerai Robinson masih sama, yakni tiga unit. Begitu pula dengan Cahaya yang jumlah gerainya pada tahun ini masih sama dengan tahun lalu, yaitu dua unit.Ramayana tetap menjadi raja penjual pakaian untuk segmen masyarakat kelas menengah ke bawah meski menghadapi tantangan dari saingan. Namun, sejarah dan keberadaan Ramayana tetap menjadi bagian penting dalam industri ritel pakaian di Indonesia.
See More
Perbedaan Indomaret dan Superindo: Jelaskan Lebih Lanjut
2024-12-10
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan ritel yang menjual produk keperluan sehari-hari seperti Indomaret dan Superindo sangat dikenal di masyarakat. Namun, kedua gerai tersebut memiliki perbedaan yang signifikan meskipun dimiliki oleh Salim Grup.

Ketika Superindo dan Indomaret Berbeda

Superindo

PT Lion Super Indo mengurus Superindo. Pada tahun 1997, Salim Group dari Indonesia dan Ahold Delhaize dari Belanda berkerjasama untuk membangun Superindo. Menurut data per Januari 2022, gerai Superindo tersebar di lebih dari 40 kota di Pulau Jawa dan bagian selatan Sumatera. Dengan dukungan lebih dari 9.000 karyawan terlatih, Superindo menawarkan beragam produk kebutuhan sehari-hari dengan kualitas yang dapat diandalkan, lengkap, harga hemat, dan lokasi toko yang mudah dijangkau. Superindo juga memiliki komitmen untuk memajukan perekonomian lokal dengan bermitra bersama petani lokal dan memberdayakan UMKM yang menjadi pemasoknya.

Indomaret

Indomaret juga memiliki banyak cabang di seluruh Indonesia dan fokus pada bisnis konsumer. Bedanya dengan Superindo, Indomaret memiliki model bisnis minimarket. Indomaret juga memberikan berbagai keuntungan bagi pelanggan, seperti lokasi yang strategis, produk berkualitas, dan harga yang terjangkau. Indomaret juga selalu berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Perbedaan Utama

Superindo merupakan supermarket, sedangkan Indomaret adalah minimarket. Superindo memiliki ruang yang lebih luas dan menyediakan lebih banyak jenis produk, seperti makanan ringan, minuman, dan barang-barang rumah tangga. Sedangkan Indomaret lebih fokus pada barang-barang sehari-hari seperti makanan ringan, minuman, dan obat-obatan. Namun, keduanya memiliki keunggulan masing-masing dan memberikan pilihan bagi pelanggan.

Peran dalam Perekonomian

Kedua perusahaan memiliki peran penting dalam perekonomian. Superindo dengan komitmennya terhadap petani lokal dan UMKM membantu meningkatkan perekonomian lokal. Sedangkan Indomaret dengan keberadaan banyak cabangnya di berbagai tempat membantu memudahkan masyarakat dalam mendapatkan kebutuhan sehari-hari.
See More