Pasar
Peraturan Baru Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam Diterapkan di Indonesia
2025-03-03

Kebijakan ekonomi baru telah diperkenalkan oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pengelolaan devisa hasil ekspor sumber daya alam. Presiden Prabowo Subianto menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2025 yang menggantikan peraturan sebelumnya, dengan tujuan memperkuat sistem keuangan domestik. Kebijakan ini berlaku mulai 1 Maret 2025 dan menetapkan bahwa seluruh devisa hasil ekspor harus disimpan dalam sistem keuangan Indonesia.

Penyimpanan devisa hasil ekspor ini diharapkan dapat mencapai hingga US$ 80 miliar, yang akan memberikan dampak positif pada ekonomi nasional. Para eksportir tetap diberikan fleksibilitas dalam menggunakan dana tersebut untuk mendukung operasional perusahaan mereka. Penggunaan dana ini dibatasi pada lima aspek penting, termasuk konversi ke rupiah, pemenuhan kewajiban pajak, pembagian dividen valuta asing, pengadaan barang dan jasa impor, serta pelunasan pinjaman valuta asing.

Penerapan kebijakan ini didukung oleh pengawasan ketat dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan melalui sistem informasi terintegrasi. Eksportir yang melanggar aturan akan menghadapi sanksi berupa penangguhan pelayanan ekspor. Selain itu, pemerintah juga menyediakan insentif pajak bagi eksportir yang mematuhi peraturan, seperti tarif PPh 0% atas pendapatan bunga dari instrumen penempatan devisa.

Dengan adanya peraturan baru ini, pemerintah bertujuan untuk memperkuat stabilitas ekonomi nasional dan mendukung pertumbuhan industri lokal. Langkah ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara kepentingan nasional dan kelangsungan usaha para eksportir, sehingga mendorong investasi dan perkembangan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Pasar Modal Indonesia Bangkit: BEI Siapkan Langkah Strategis
2025-03-03

Kenaikan signifikan terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang membuka perdagangan dengan melonjak 1,34% ke level 6.354,59. Pergerakan positif ini muncul seiring rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengumpulkan seluruh pelaku pasar guna menanggapi penurunan yang telah terjadi. Aktivitas transaksi mencatat volume Rp 766,9 miliar dengan frekuensi 46.021 kali. Beberapa emiten menjadi tulang punggung kenaikan tersebut, seperti PANI, ITMG, TPIA, dan DAAZ.

Langkah proaktif diambil oleh BEI untuk memastikan stabilitas pasar. Direktur Utama BEI Iman Rachman menyatakan bahwa pertemuan penting akan diselenggarakan pada Senin mendatang. Pihaknya juga berencana berdialog dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mencari solusi jangka pendek. "Kami memiliki peran penting dalam ekosistem ini dan akan mendiskusikan langkah-langkah yang dapat diterapkan," ungkap Iman. Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah regulasi terkait short selling, dimana masukan dari para pelaku pasar akan sangat menentukan.

Menghadirkan kabar baik bagi investor asing menjadi prioritas utama agar mereka tetap percaya pada pasar modal Indonesia. Dengan langkah-langkah strategis ini, BEI menunjukkan komitmennya untuk menjaga stabilitas dan meningkatkan daya tarik pasar saham Tanah Air. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat iklim investasi dan memberikan kepercayaan lebih kepada para pemangku kepentingan pasar modal.

See More
Pasar Saham Indonesia Mengalami Penurunan Drastis di Akhir Pebruari
2025-03-03

Pada akhir pekan Februari, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta mengalami penurunan signifikan. IHSG ditutup dengan koreksi 3,31% ke level 6.270,59 pada hari Jumat. Investor asing melakukan aksi jual besar-besaran yang mencapai hampir Rp3 triliun. Artikel ini akan membahas detail dari situasi pasar saham dan saham-saham yang paling banyak diterbitkan oleh investor asing.

Di akhir bulan Februari, pasar saham Indonesia menghadapi momen sulit. IHSG merosot tajam seiring dengan penjualan masif oleh investor asing. Aksi jual ini mencapai total Rp2,91 triliun di seluruh pasar dan Rp2,91 miliar di pasar reguler. Sementara itu, pembelian bersih oleh asing hanya mencapai Rp3,54 miliar. Situasi ini menunjukkan dominasi penjualan yang luar biasa.

Beberapa saham unggulan menjadi sasaran utama penjualan. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., atau BBRI, mengalami penjualan bersih tertinggi sebesar Rp879,31 miliar. Diikuti oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk., yang tercatat dengan penjualan net sebesar Rp522,41 miliar. PT Bank Central Asia Tbk. juga tidak luput dari aksi jual, dengan nilai penjualan mencapai Rp382,90 miliar. Selain itu, beberapa perusahaan lain seperti INKP, BBNI, UNVR, BMRI, GOTO, TPIA, dan ERAA juga mengalami penjualan signifikan.

Situasi pasar saham Indonesia pada akhir Februari memberikan gambaran yang jelas tentang ketidakpastian ekonomi. Penurunan IHSG dan aksi jual masif oleh investor asing menunjukkan adanya kekhawatiran terhadap stabilitas pasar. Meskipun demikian, penting untuk memantau perkembangan lebih lanjut untuk melihat respons pasar dalam jangka waktu yang lebih panjang.

See More