Gaya Hidup
Penjelasan Sejarah di Balik Istilah "Garong" dan Maknanya
2025-03-02

Penggunaan istilah "garong" dalam bahasa Indonesia telah lama menjadi bagian dari kosa kata sehari-hari. Namun, sedikit yang tahu bahwa kata ini memiliki asal-usul historis yang menarik dan unik. Menurut catatan sejarah, istilah ini pertama kali muncul pada masa Perang Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Saat situasi politik dan sosial sedang tidak stabil, banyak orang memanfaatkan kekacauan untuk melakukan tindakan ilegal seperti pencurian dan perampokan.

Berbagai kelompok yang melakukan aksi tersebut mulai menyebut diri mereka sebagai garong. Salah satu tokoh penting yang mencatat penggunaan istilah ini adalah penulis terkenal Pramoedya Ananta Toer. Dia mendapatkan informasi tentang arti sebenarnya dari istilah ini saat bertugas sebagai tentara di Cikampek. Menurut cerita Pramoedya, ketika dia bertanya tentang makna "garong", jawabannya mengagetkannya. Ternyata, istilah ini adalah singkatan dari "gabungan romusha ngamuk".

Kelompok-kelompok garong beroperasi di berbagai wilayah di Jawa, termasuk Jawa Barat dan Jawa Tengah. Penelitian oleh sejarawan Anthony E. Lucas mengungkapkan bahwa garong juga ada di daerah seperti Brebes, Tegal, dan Pemalang. Mereka menggunakan jimat untuk merasa lebih kuat dan percaya diri. Aksi-aksi mereka sering dilakukan dengan senjata api, yang membuat mereka ditakuti oleh masyarakat setempat. Akhirnya, pihak berwenang baik dari Indonesia maupun Belanda bekerja sama untuk membekuk kelompok-kelompok ini karena mereka dianggap sebagai ancaman bagi masyarakat.

Sejak itu, istilah "garong" telah menjadi sinonim untuk pencuri atau perampok. Meskipun awalnya digunakan untuk menggambarkan kelompok tertentu, kata ini kini menjadi bagian dari kosakata umum untuk merujuk kepada pelaku kejahatan. Penting bagi kita untuk memahami sejarah di balik istilah-istilah yang kita gunakan sehari-hari, agar dapat lebih menghargai dan memahami budaya serta sejarah bangsa kita.

Kondisi Stabil, Paus Fransiskus Tetap Berdoa di Rumah Sakit
2025-03-02

Situasi kesehatan Paus Fransiskus saat ini menunjukkan tanda-tanda yang lebih menenangkan. Menurut laporan terbaru dari Vatikan, kondisi klinis sang pemimpin Gereja Katolik tetap stabil meskipun situasinya masih kompleks. Sejak masuk rumah sakit Gemelli di Roma pada 14 Februari karena bronkitis, Paus telah mengalami perkembangan menjadi pneumonia di kedua paru-parunya. Namun, dokter menyatakan bahwa ia tidak memerlukan ventilasi mekanis dan hanya menjalani terapi oksigen aliran tinggi.

Pada Minggu pagi, Paus Fransiskus masih dapat mengikuti misa dan menghabiskan sisa harinya dengan berdoa dan beristirahat. Sang Paus, yang lahir dengan nama Jorge Bergoglio, telah menghadapi berbagai tantangan kesehatan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk operasi usus besar dan hernia. Meski begitu, perawatan kali ini merupakan yang terlama dan paling serius sejak ia menjabat sebagai Paus, memicu kekhawatiran tentang masa depan kepemimpinannya. Vatikan melaporkan bahwa kondisi Paus sempat "kritis" akibat serangan pernapasan hebat, namun tampaknya tidak ada konsekuensi lanjutan setelah 48 jam berlalu.

Dengan kondisi yang masih belum pasti, para pengikut dan pendukung Paus terus berdoa dan memberikan dukungan. Kepemimpinan Paus Fransiskus telah membawa banyak inspirasi bagi jutaan orang di seluruh dunia. Semangat dan ketegaran yang ditunjukkan oleh beliau dalam menghadapi tantangan kesehatan ini menunjukkan betapa pentingnya optimisme dan keyakinan dalam menghadapi kesulitan hidup. Dukungan global yang diterima juga mencerminkan kekuatan solidaritas dan kasih sayang manusia.

See More
Rahasia Makanan Sehat untuk Menjaga Energi Selama Bulan Puasa di Indonesia
2025-03-02

Berpuasa selama sekitar 12 jam setiap hari merupakan tantangan bagi umat Muslim di Indonesia. Dalam periode tersebut, tidak ada asupan makanan atau minuman yang masuk ke dalam tubuh. Untuk memastikan bahwa puasa berlangsung dengan lancar hingga waktu berbuka, para ahli menyarankan konsumsi makronutrien yang tepat saat sahur. Ini dapat membantu menjaga energi tetap stabil sepanjang hari. Tiga makronutrien esensial yang harus dikonsumsi adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Masing-masing memiliki peran penting dalam mengisi ulang energi, menstabilkan gula darah, dan memastikan rasa kenyang yang lebih lama.

Ahli diet Cynthia Bou Khalil dari Medcare Dr Saeed Al Shaikh Gastro and Obesity Centre merekomendasikan fokus pada protein rendah lemak untuk membantu pemulihan otot, karbohidrat kompleks untuk energi yang tahan lama, dan sayuran untuk menyediakan nutrisi penting. Menghindari minuman manis dan makanan olahan juga sangat penting untuk menjaga tingkat energi tetap stabil. Makanan yang tidak hanya mengenyangkan tetapi juga memberikan energi untuk beraktivitas menjadi pilihan yang bijaksana.

Menu buka puasa yang ideal mencakup hidangan dasar seperti nasi dengan tambahan protein rendah lemak seperti dada ayam atau salmon panggang, serta sayuran seperti brokoli atau kembang kol. Hindari camilan manis dan gorengan karena meskipun menggoda, hal ini bisa berdampak negatif seperti penambahan berat badan, kelelahan, dan gangguan pencernaan. Gorengan dan makanan manis dapat membuat perut terasa kembung dan tidak nyaman selama berjam-jam karena sulit dicerna oleh tubuh.

Khalil menekankan pentingnya sumber karbohidrat seimbang setelah berbuka puasa. Beberapa pilihan terbaik termasuk biji-bijian utuh seperti quinoa, beras merah, dan gandum yang kaya akan serat dan mineral. Kacang-kacangan dan polong-polongan seperti kacang lentil, kacang arab, dan kacang hitam juga memberikan pelepasan energi yang lambat dan kandungan protein yang tinggi. Sayuran seperti ubi jalar, labu, dan wortel juga sangat direkomendasikan karena kaya akan serat dan vitamin A.

Pemilihan makanan yang tepat selama bulan puasa tidak hanya membantu menjaga kesehatan tetapi juga meningkatkan produktivitas sehari-hari. Mengonsumsi menu yang kaya akan nutrisi dan menghindari makanan olahan serta minuman manis dapat memastikan bahwa Anda tetap fit dan berenergi selama berpuasa. Dengan demikian, bulan suci ini dapat menjadi masa yang produktif dan bermakna bagi setiap individu.

See More