Pada pertengahan pekan ini, klub sepak bola ternama Inggris, Manchester United, mengumumkan rencana restrukturisasi besar-besaran. Ini termasuk pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah karyawan serta perubahan dalam operasional dan kebijakan finansial klub. Rencana ini diambil sebagai respons terhadap lima tahun beruntun kerugian yang dialami oleh klub.
Di tengah musim dingin yang membekukan harapan para penggemar, Manchester United telah mengambil langkah-langkah drastis untuk memperbaiki kondisi finansialnya. Klub ini mengumumkan akan mengurangi jumlah staf dengan melakukan PHK terhadap 150 hingga 200 karyawan. Keputusan ini muncul setelah periode lima tahun yang penuh tantangan bagi Setan Merah.
Pada bulan September, klub melaporkan kerugian tahunan kelima berturut-turut akibat tidak dapat lolos ke Liga Champions Eropa. CEO Omar Berrada menegaskan bahwa situasi ini tidak bisa dibiarkan berlanjut. Sebagai bagian dari upaya perbaikan, klub juga membatalkan makan siang gratis untuk staf dan memindahkan beberapa personel ke fasilitas pelatihan baru di Carrington.
Strategi baru ini mencakup penyesuaian bonus eksekutif dan fokus sumbangan amal pada organisasi lokal. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan struktur organisasi yang lebih efisien dan berkelanjutan secara finansial.
Sejak pembelian saham senilai US$1,25 miliar oleh Jim Ratcliffe tahun lalu, klub ini masih belum dapat menunjukkan peningkatan signifikan di lapangan. Posisi ke-15 di Liga Premier saat ini menjadi bukti nyata dari tantangan yang dihadapi.
Dari perspektif jurnalis, reorganisasi ini menunjukkan komitmen kuat klub untuk bangkit kembali. Meski langkah-langkah tersebut mungkin sulit bagi staf yang terkena dampak, ini merupakan upaya penting untuk memastikan masa depan yang lebih cerah bagi salah satu klub sepak bola paling ikonik di dunia.
Dengan mendekatnya bulan suci Ramadan, umat Muslim di berbagai belahan dunia mulai mempersiapkan diri untuk menjalankan ibadah puasa. Berdasarkan perkiraan dari Masyarakat Astronomi Jeddah, awal bulan Ramadan tahun 2025 diperkirakan akan jatuh pada tanggal 1 Maret. Namun, prediksi ini masih perlu dikonfirmasi melalui pengamatan hilal. Di Arab Saudi dan Indonesia, prosedur pengamatan bulan sabit tetap menjadi metode utama dalam menentukan awal Ramadan. Mahkamah Agung Arab Saudi telah mengajak seluruh umat Islam untuk melaporkan penampakan hilal ke pengadilan terdekat.
Di Arab Saudi, proses penetapan awal bulan Ramadan sangat bergantung pada pengamatan langsung bulan sabit. Umat Muslim diseru untuk melaporkan penampakan bulan sabit kepada pihak berwenang. Jika bulan terlihat, maka Ramadan dimulai pada tanggal tersebut; jika tidak, bulan Sya'ban akan digenapkan hingga 30 hari, dan Ramadan dimulai sehari kemudian. Ini menunjukkan pentingnya kesaksian mata telanjang atau dengan bantuan alat optik dalam menentukan awal bulan suci.
Metode pengamatan ini telah lama dipraktikkan dan menjadi bagian integral dari tradisi Islam. Meskipun teknologi astronomi modern dapat memberikan prediksi yang akurat, pengamatan langsung tetap menjadi standar emas dalam menentukan awal bulan Ramadan. Hal ini mencerminkan nilai-nilai kepercayaan dan praktik tradisional yang masih dijaga oleh umat Muslim di seluruh dunia. Selain itu, proses ini juga memperkuat rasa persatuan dan keterlibatan masyarakat dalam menentukan momen penting agama.
Di Indonesia, Kementerian Agama telah merencanakan sidang isbat untuk menentukan awal bulan Ramadan 2025. Sidang ini dijadwalkan berlangsung pada 28 Februari 2025 di Auditorium H.M. Rasjidi, Jakarta Pusat. Acara ini akan dipimpin oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar dan melibatkan berbagai pihak termasuk ormas Islam, duta besar negara sahabat, LAPAN, BRIN, BMKG, dan Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag.
Sidang isbat di Indonesia melibatkan tiga tahap utama: pemaparan data posisi hilal berdasarkan perhitungan astronomi, verifikasi hasil pengamatan bulan sabit dari berbagai titik pemantauan di Indonesia, dan musyawarah serta pengambilan keputusan. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Abu Rokhmad, mengajak masyarakat untuk menunggu hasil sidang isbat dan pengumuman resmi pemerintah. Ini sejalan dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang penetapan awal bulan Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. Tujuannya adalah agar umat Islam di Indonesia dapat memulai bulan suci secara bersama-sama.
Penghargaan Exceptional Performance in e-Commerce (EPIC) diselenggarakan oleh CNBC Indonesia dan Compas, memberikan apresiasi kepada brand Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) yang menunjukkan prestasi luar biasa dalam penjualan dan pertumbuhan. Acara ini bertujuan untuk mengakui pencapaian-pencapaian signifikan di sektor e-commerce. Salah satu kategori yang menjadi sorotan adalah Best Breastfeeding Supplement for Moms, dimenangkan oleh Mom UUNG. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada siaran CNBC Indonesia pada tanggal 27 Februari 2025.
Acara penghargaan ini merupakan momen penting bagi industri FMCG di Indonesia. Penghargaan EPIC bertujuan untuk mempromosikan dan mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang telah mencapai prestasi luar biasa dalam bidang penjualan dan pertumbuhan. Dalam konteks ini, berbagai kategori dipertimbangkan untuk mendapatkan pengakuan atas kinerja mereka. Salah satu kategori yang mendapat perhatian khusus adalah suplemen menyusui terbaik untuk ibu. Pemenangnya, Mom UUNG, telah berhasil meraih posisi teratas dalam kategori ini berkat inovasi dan kualitas produknya.
Berpartisipasi dalam acara ini bukan hanya tentang menerima penghargaan, tetapi juga tentang memperkuat komitmen terhadap pelanggan dan standar industri. Mom UUNG telah membuktikan bahwa dengan fokus pada kebutuhan konsumen dan inovasi produk, perusahaan dapat mencapai sukses besar. Prestasi ini tidak hanya meningkatkan reputasi perusahaan, tetapi juga membangun kepercayaan konsumen.
Dengan adanya penghargaan EPIC, diharapkan dapat mendorong lebih banyak perusahaan FMCG untuk terus berinovasi dan berkontribusi positif pada ekonomi digital Indonesia. Acara ini juga memberikan wawasan tentang tren dan tantangan yang dihadapi oleh industri e-commerce, serta menyoroti pentingnya adaptasi cepat terhadap perubahan pasar.