Artis Fiersa Besari memberikan klarifikasi mengenai keterlibatannya dalam insiden naas yang terjadi di Puncak Carstensz, Papua. Melalui unggahan Instagramnya, ia menjelaskan bahwa dirinya tidak berada dalam tim yang sama dengan dua pendaki yang meninggal, Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti Poegiono. Fiersa menekankan bahwa ia dan timnya mendaki dengan operator tur yang berbeda dari tim korban. Perjalanan ini dimulai pada 28 Februari 2025, ketika beberapa rombongan pendaki, termasuk tamu dari Balai Taman Nasional, memulai pendakian mereka. Meskipun cuaca ekstrem menyebabkan kesulitan bagi para pendaki, Fiersa dan rekannya berhasil mencapai puncak dan kembali ke basecamp Yellow Valley (YV) tanpa masalah serius. Namun, situasi menjadi semakin sulit bagi beberapa pendaki lain, termasuk Lilie dan Elsa, yang akhirnya mengalami nasib malang.
Fiersa Besari, seorang penyanyi berusia 41 tahun, membagikan pengalamannya tentang pendakian ke Puncak Carstensz melalui media sosial. Ia menjelaskan bahwa timnya terdiri dari tiga orang dan menggunakan layanan tur yang berbeda dari tim yang mengalami musibah. Pendakian ini dimulai pada akhir bulan Februari 2025, saat beberapa grup pendaki memulai perjalanan mereka ke puncak tertinggi di Papua tersebut. Fiersa merinci bahwa selain timnya, ada juga pendaki asing dan tamu dari Balai Taman Nasional yang ikut serta dalam perjalanan ini. Cuaca yang ekstrem dan kondisi jalur yang sulit menjadi tantangan utama bagi semua peserta pendakian.
Pada malam hari, Fiersa dan rekan satu timnya, Furky Syahroni, berhasil mencapai puncak dan turun kembali ke basecamp YV tepat pada pukul 22.48 WIT. Namun, kondisi cuaca yang drastis berubah, dengan hujan lebat dan angin kencang, membuat jalur turun menjadi sangat berbahaya. Beberapa pendaki mengalami hipotermia karena suhu yang ekstrem, termasuk Lilie dan Elsa yang terjebak dalam situasi tersebut. Kondisi ini membuat kedua wanita tersebut mengalami kelelahan parah dan akhirnya tidak bisa bertahan.
Fiersa baru mengetahui tentang insiden yang menimpa Lilie dan Elsa pada 1 Maret 2025, sekitar pukul 04.00 WIT, setelah mendapat informasi dari tim lain yang berada di basecamp YV. Ia menegaskan bahwa rangkaian tragedi ini baru diketahuinya setelah kembali ke basecamp pada malam sebelumnya. Fiersa mengungkapkan rasa duka yang mendalam atas kehilangan rekan-rekan pendaki dan menyoroti pentingnya persiapan yang matang untuk menghadapi risiko yang mungkin terjadi dalam pendakian gunung.
Pernyataan keras dari Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan penolakan terhadap tuntutan Rusia agar Ukraina melakukan demiliterisasi sebagai syarat perdamaian. Scholz menekankan bahwa keamanan Eropa harus didasarkan pada kekuatan Ukraina. Pernyataan ini disampaikan setelah Inggris mengumumkan rencana koalisi baru mendukung Kyiv melawan Moskow. Rusia berpendapat bahwa konfliknya dengan Ukraina dipicu oleh ekspansi NATO ke perbatasan mereka dan bersikeras pada resolusi permanen, bukan gencatan senjata sementara.
Kanselir Jerman Olaf Scholz mempertegas komitmennya dalam mendukung Ukraina secara finansial dan militer. Dia menegaskan bahwa Berlin akan terus memberikan bantuan yang berkelanjutan kepada Kyiv, tanpa menyebutkan apakah pasukan Jerman akan dikerahkan. Dalam pertemuan puncak darurat Eropa di London, Scholz menjelaskan pentingnya mendukung kekuatan Ukraina untuk memastikan keamanan Eropa.
Dengan total €44 miliar yang telah dikumpulkan oleh Berlin, Jerman menjadi salah satu donor terbesar bagi Ukraina. Bantuan ini mencakup dukungan finansial dan militer yang signifikan. Menurut laporan dari Kiel Institute, Jerman telah menyumbang sekitar USD18 miliar dalam bentuk bantuan militer dan lainnya. Scholz menekankan bahwa pendekatan ini bertujuan untuk memperkuat posisi Ukraina dalam mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan.
Rusia menetapkan beberapa syarat untuk perdamaian, termasuk netralitas, demiliterisasi, dan denazifikasi Ukraina serta pengakuan teritorial. Tuntutan ini ditolak oleh Jerman dan negara-negara Barat lainnya. Rusia juga menolak gencatan senjata sementara dan bersikeras pada solusi permanen. Hal ini menunjukkan ketegangan yang semakin meningkat antara kedua belah pihak.
Inggris, melalui Perdana Menteri Keir Starmer, mengumumkan rencana pembentukan koalisi baru untuk mendukung Ukraina melawan Moskow. Koalisi ini bertujuan untuk mengimbangi tekanan dari Rusia dan membantu Ukraina mempertahankan kedaulatannya. Respon internasional ini menunjukkan solidaritas kuat terhadap Ukraina dan upaya kolektif untuk mencari solusi perdamaian yang dapat diterima semua pihak.
Pertanyaan tentang apakah air laut dapat mendidih telah menarik perhatian banyak orang. Meskipun jawabannya adalah ya, titik didih air laut memang lebih tinggi dibandingkan dengan air murni. Hal ini disebabkan oleh kandungan garam dan mineral terlarut di dalamnya yang berpengaruh pada sifat fisik air laut. Kenaikan titik didih ini merupakan salah satu contoh sifat koligatif larutan, dimana penambahan zat terlarut non-volatil ke dalam pelarut menyebabkan perubahan pada titik didih. Selain faktor kandungan garam, tekanan atmosfer dan ketinggian lokasi juga mempengaruhi fenomena ini.
Titik didih air laut lebih tinggi karena adanya bahan-bahan tambahan seperti garam dan mineral. Sifat-sifat ini mengubah perilaku fisik air laut sehingga membutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk mencapai tahap mendidih. Secara umum, kenaikan ini berkisar antara 0,5°C hingga 1°C di atas titik didih air murni. Perbedaan ini menjadi penting dalam berbagai konteks ilmiah dan praktis.
Ketika zat terlarut non-volatil seperti garam ditambahkan ke dalam air, terjadi fenomena yang dikenal sebagai kenaikan titik didih. Ini merupakan salah satu dari empat sifat koligatif larutan, yang juga mencakup penurunan tekanan uap, peningkatan tekanan osmotik, dan penurunan titik beku. Dalam kasus air laut, kandungan garam sekitar 3% memberikan dampak signifikan terhadap sifat fisiknya. Proses ini tidak hanya mempengaruhi titik didih, tetapi juga memiliki implikasi luas dalam lingkungan maritim dan proses industri yang melibatkan air laut.
Selain kandungan garam, beberapa faktor eksternal juga mempengaruhi titik didih air laut. Tekanan atmosfer dan ketinggian lokasi memainkan peran penting dalam menentukan suhu mendidih. Meski demana kandungan garam adalah faktor utama, kombinasi dengan variabel-variabel ini menciptakan variasi dalam titik didih air laut. Mengerti hal ini penting untuk berbagai aplikasi praktis.
Tekanan atmosfer dan ketinggian lokasi berperan dalam menentukan titik didih air laut. Di daerah dengan tekanan atmosfer lebih rendah atau ketinggian lebih tinggi, titik didih air laut akan sedikit berbeda. Namun, pengaruh terbesar masih berasal dari kandungan garam. Misalnya, di permukaan laut dengan tekanan atmosfer standar, air laut mendidih pada suhu sekitar 100,5°C hingga 101°C. Variasi ini penting untuk dipahami dalam konteks marinologi, teknologi pangan, dan proses industri lainnya yang melibatkan penggunaan air laut. Memahami interaksi antara faktor-faktor ini membantu dalam merancang metode yang tepat untuk berbagai aplikasi praktis.