Pada malam yang bersejarah di Dolby Theatre, Los Angeles, para selebriti berkumpul untuk menyaksikan pengumuman pemenang Oscar 2025. Acara ini diselenggarakan pada hari Minggu, 2 Maret 2025, waktu setempat, dengan Conan O’Brien sebagai pembawa acara. Film Anora mencuri perhatian dengan meraih lima trofi, termasuk kategori Best Picture. Prestasi lain yang menonjol adalah pencapaian Zoe Saldana sebagai aktris pendukung terbaik pertama asal Dominika dan keberhasilan Latvia memenangkan kategori animasi terbaik.
Malam tersebut menjadi momen yang tak terlupakan bagi industri perfilman. Anora, sebuah produksi yang mengesankan, berhasil mendominasi malam dengan total lima kemenangan. Produksi ini dipersembahkan oleh Alex Coco, Samantha Quan, dan Sean Baker, yang juga meraih tiga penghargaan individu. Bakat luar biasa Mikey Madison dinobatkan sebagai Aktris Terbaik, sementara Sean Baker sendiri menerima apresiasi dalam kategori sutradara, penulis skenario asli, dan penyunting film terbaik. Ini menunjukkan kontribusi signifikan dari tim produksi yang solid dan visioner.
Ketika membahas kategori akting, Adrien Brody mencuri perhatian dengan perannya dalam The Brutalist, meraih gelar Aktor Terbaik. Kieran Culkin juga tidak kalah impresif, memenangkan penghargaan Akting Pendukung Terbaik untuk penampilannya dalam A Real Pain. Zoe Saldana membuat sejarah baru sebagai orang Amerika pertama asal Dominika yang memenangkan Oscar, berkat perannya dalam Emilia Perez.
Prestasi luar biasa juga dicapai oleh film animasi Flow, yang membawa pulang penghargaan Animated Feature. Ini merupakan kemenangan pertama bagi Latvia dalam ajang bergengsi ini. Dokumenter No Other Land juga meraih pengakuan sebagai Dokumenter Terbaik, menambah daftar prestasi yang membanggakan.
Berkat serangkaian kemenangan ini, Oscar 2025 telah mencatatkan sejumlah pencapaian baru dalam dunia perfilman. Malam tersebut menjadi bukti bahwa kerja keras dan dedikasi dapat menghasilkan karya-karya yang mendapatkan pengakuan global. Para pemenang tidak hanya meraih penghargaan tetapi juga menandai langkah penting dalam karier mereka.
Pendakian Puncak Carstensz di Papua, yang terjadi pada Sabtu (1/3/2025), membawa kabar duka bagi dua pendaki wanita Indonesia. Namun, penulis dan musisi Fiersa Besari, salah satu anggota rombongan, berhasil selamat dari peristiwa tersebut. Cuaca ekstrem menjadi penyebab utama insiden ini, dengan hujan salju, hujan deras, dan angin kencang yang memicu hipotermia pada korban. Tim ekspedisi terdiri dari 10 orang, termasuk dua wisatawan asing dari Turki dan Rusia. Fiersa Besari telah dievakuasi dalam kondisi baik dan rencananya akan dipulangkan ke Bandung.
Dua korban yang meninggal dunia adalah Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono. Keduanya mengalami hipotermia akibat cuaca yang sangat dingin dan ekstrem. Ekspedisi Puncak Carstensz merupakan tantangan besar bagi para pendaki, dengan kondisi alam yang sulit dan berbahaya. Anggota tim lainnya termasuk Saroni, Ludy Hadiyanto, Furki, dan Indira Alaika juga menghadapi situasi yang sama. Para pendaki harus berurusan dengan suhu rendah dan cuaca tak menentu, yang membuat pendakian menjadi lebih berisiko.
Fiersa Besari, yang dikenal sebagai penulis dan musisi, berhasil melewati tantangan tersebut. Manajernya, Rizky Ubaidillah, melaporkan bahwa Fiersa dalam kondisi baik setelah evakuasi. Keluarganya, terutama istrinya Aqia, merasa lega atas kabar selamat tersebut. Sebelumnya, Aqia sempat mengungkapkan kekhawatirannya melalui unggahan di Instagram. Evakuasi Fiersa dilakukan dengan cepat untuk memastikan keselamatannya, dan ia sekarang dalam proses pulang ke Bandung.
Kabar duka ini mengingatkan kita tentang risiko yang dihadapi oleh para pendaki gunung, terutama di daerah dengan cuaca ekstrem seperti Puncak Carstensz. Meskipun ada korban jiwa, keberhasilan evakuasi Fiersa Besari menunjukkan pentingnya persiapan dan koordinasi yang baik dalam menghadapi situasi darurat. Semoga keluarga korban dapat menerima dukungan dan semoga tidak ada lagi insiden serupa di masa depan.
Indonesia membanggakan tujuh puncak tertinggi yang menantang para pendaki gunung. Terkenal dengan sebutan The Seven Summits of Indonesia, daftar ini mencakup berbagai puncak dengan keunikan dan tantangan masing-masing. Dari puncak bersalju hingga gunung berapi, setiap destinasi menawarkan pengalaman mendaki yang tak terlupakan. Artikel ini akan membahas detail tentang tujuh puncak tersebut, termasuk ketinggian, daya tarik, dan tantangan unik yang ditawarkannya.
Pendakian gunung di Indonesia bukan hanya soal mencapai puncak tertinggi, tetapi juga tentang mengeksplorasi keindahan alam yang luar biasa. Salah satu dari tujuh puncak ini adalah Puncak Jaya di Papua, yang merupakan satu-satunya puncak bersalju di Indonesia. Dengan ketinggian 4.884 mdpl, puncak ini menantang pendaki dengan medan berbatu yang ekstrem. Pendakian ke puncak ini menjadi impian bagi banyak petualang karena kesempatan untuk melihat es di tengah iklim tropis.
Beranjak ke bagian barat Indonesia, Puncak Kerinci di Sumatera mengundang perhatian dengan ketinggian 3.805 mdpl. Selain sebagai gunung berapi tertinggi di negeri ini, Kerinci juga menyuguhkan pemandangan Danau Gunung Tujuh yang menawan. Bagi pencinta alam, pendakian ke puncak ini menawarkan pengalaman yang tak terlupakan dengan panorama yang memukau.
Tidak kalah menarik, Puncak Rinjani di Lombok menawarkan pesona tersendiri. Berada di Nusa Tenggara Barat, Rinjani memiliki ketinggian 3.726 mdpl. Puncak ini terkenal dengan Danau Segara Anak yang indah di kawahnya serta Air Terjun Penimbungan yang mempesona. Setiap langkah pendakian menuju Rinjani dipenuhi dengan keajaiban alam yang memanjakan mata.
Melalui penjelajahan ke tujuh puncak ini, para pendaki dapat merasakan kekayaan alam Indonesia yang luar biasa. Setiap puncak menawarkan tantangan dan keindahan unik, membuat pendakian menjadi lebih dari sekadar olahraga, tetapi juga perjalanan spiritual yang mendalam. Dengan persiapan yang matang dan semangat petualang, siapa pun dapat merasakan sensasi mencapai puncak-puncak tertinggi di Indonesia.