Pasar
Indeks Dolar Meningkat, Rupiah Tetap Dihadapkan Tantangan
2024-12-03
Jakarta, CNBC Indonesia – Saat ini, tantangan rupiah dalam menghadapi dolar AS masih terus berlanjut. Indeks dolar AS (DXY) terus menguat, yang kemudian memberikan tekanan pada mata uang Garuda. Secara detil, berdasarkan data Refinitiv, pada penutupan perdagangan kemarin Senin (2/12/2024), rupiah mengalami tekanan dan tertekan hingga melemah sebesar 0,35% ke Rp 15.895/US$. Sepanjang hari, nilai tukar rupiah berfluktuasi di rentang Rp15.915/US$ hingga Rp15.850/US$.

"Rupiah dan Dolar: Dampak pada Ekonomi Indonesia"

Penguatan Dolar AS dan Dampaknya

Indeks Dolar AS (DXY) alami penguatan hingga 0,57% tepat pukul 15.00 ke posisi 106,34. Hal ini menjadi tekanan bagi rupiah dan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi nilai tukar RI. Penyebabnya adalah data ekonomi yang cenderung mengecewakan, seperti aktivitas manufaktur RI yang kembali mengalami kontraksi. PMI manufaktur Indonesia terkontraksi ke 49,2 pada Oktober 2024 dan angka ini tidak berubah dibandingkan September. Kontraksi lima bulan beruntun ini menunjukkan kondisi manufaktur RI yang sangat buruk. Terakhir kali Indonesia mencatat kontraksi manufaktur selama empat bulan beruntun adalah pada awal pandemi Covid-19 2020. Aktivitas manufaktur yang terus terkontraksi akan menjadi sinyal bahaya terutama bagi serapan tenaga kerja dan dapat mengakibatkan lonjakan angka pengangguran. Saat pengangguran meningkat, daya beli masyarakat Indonesia akan semakin menurun, yang tidak baik bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkontribusi lebih dari 50% dari belanja rumah tangga.

Inflasi di Indonesia

Indonesia kembali mengalami inflasi pada November lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga konsumen (IHK) mengalami kenaikan inflasi pada bulan lalu sebesar 0,30% (month-to-month/mtm) dibandingkan Oktober 2024 yang sebesar 0,08% (mtm). Inflasi tahunannya tercatat 1,55% (year-on-year/yoy) dan inflasi tahun kalender sebesar 1,12% (year-to-date/YTD). Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan komoditas kelompok makanan, minuman dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi sepanjang November 2024. Delapan dari sepuluh komoditas penyumbang utama inflasi merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan 4 komoditas andil tertinggi seperti bawang merah, tomat, daging ayam ras dan minyak goreng.

Pergerakan Teknikal Rupiah

Pergerakan rupiah mulai terlihat sideways berkat penguatan akhir pekan lalu. Untuk antisipasi paling dekat, kita bisa cermati resistance di Rp15.950/US$ sebagai area pelemahan terdekat. Ini didapatkan dari garis horizontal berdasarkan high candle intraday 21 November 2024. Sementara itu, support terdekat atau potensi pembalikan arah menguat ada di Rp15.790/US$, yang didapatkan dari low candle intraday 19 November 2024.
XRP Menjaga Posisi Teratas di Pasar Kripto, Melonjak 25% Hari Ini
2024-12-03
Pada hari ini (3/12/2024), pasar kripto umumnya mengalami penurunan. Namun, XRP (Ripple) menunjukkan tren yang berbeda. Menurut data CoinMarketCap pada Selasa pukul 05:39 WIB, Bitcoin melemah 2,26% ke US$95.357,47 dan berada di zona positif 2,7% secara mingguan. Ethereum terdepresiasi 3,11% dalam 24 jam terakhir dan 7,33% dalam sepekan. Namun, XRP melesat 25,55% harian dan 96,5% dalam seminggu terakhir.

Perubahan Harga Kripto

Sementara Dogecoin merosot 5,48% dalam 24 jam terakhir dan naik 9,8% dalam tujuh hari terakhir. CoinDesk Market Index (CMI) turun 0,64% ke angka 3.771,57 dan open interest terdepresiasi 1,32% menjadi US$124,43 miliar. Fear & greed index menunjukkan angka 79, menunjukkan bahwa pasar berada di fase greed dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.Dalam kondisi ini, XRP (Ripple) sedang mencatatkan lonjakan harga yang signifikan. Harga XRP melonjak lebih dari 20% dalam 24 jam terakhir dan telah meroket 375% dalam 30 hari terakhir. Kapitalisasi pasar cryptocurrency XRP menjadi US$156 miliar, menggantikan Tether (USDT) sebagai aset digital terbesar ketiga di dunia."Mena Theodorou, salah satu pendiri bursa kripto Coinstash, mengatakan bahwa kembalinya XRP membuat gelombang di seluruh pasar. Tren XRP terbaru di TikTok, spekulasi tentang persetujuan stablecoin yang diterbitkan oleh Ripple, dan kemungkinan adanya ETF memicu gelombang ini dan mendorong minat baru terhadap XRP," katanya.

Perjalanan Bitcoin

Bitcoin telah terjebak di antara US$90.000 dan US$100.000 selama dua minggu terakhir. Momentum naiknya terus terhenti dekat dengan angka enam digit yang sulit dijangkau. Kenaikan yang berkelanjutan memerlukan aliran bullish yang cukup kuat untuk menembus tumpukan pesanan jual senilai US$384 juta."Meski ada katalis pasar yang kuat dan semakin meningkatnya kepercayaan investor, Bitcoin terus berjuang dengan hambatan psikologis di angka US$100K. Pengambilan keuntungan terlihat jelas, dan sebuah sell wall substansial lebih dari 4.000 BTC harus dibersihkan sebelum level yang lebih tinggi dapat tercapai," kata Valentin Fournier kepada CoinDesk dalam sebuah email.Dalam keseluruhan, pergerakan pasar kripto ini memberikan wawasan penting tentang tren dan kondisi saat ini. XRP dengan lonjakan harga yang signifikan dan Bitcoin yang berjuang untuk mencapai level lebih tinggi memberikan pengalaman unik bagi investor dan trader kripto.
See More
Bursa Asia Dibuka Menguat, Nikkei Melesat 1% di Selasa
2024-12-03
Pada hari Selasa (3/12/2024), pasar Asia-Pasifik terbuka dengan kekuatan. S&P/ASX 200 Australia naik 0,69%, Nikkei 225 Jepang diperdagangkan 1,1% lebih tinggi, dan Topix naik 0,89% pada jam pertama perdagangan. Kospi Korea Selatan naik 1,11% sementara Kosdaq naik 1,39%. Tingkat inflasi Korea Selatan naik pada bulan November menjadi 1,5% tahun ke tahun, lebih tinggi dari angka inflasi bulan Oktober sebesar 1,3%, dan lebih rendah dari 1,7% yang diharapkan. Indeks berjangka Hang Seng Hong Kong berada pada level 19.628, lebih tinggi dari penutupan terakhir HSI di level 19.550,29. Para pedagang bersiap menghadapi gelombang laporan ekonomi dan komentar dari pejabat Federal Reserve yang akan memengaruhi arah suku bunga di masa mendatang.

Impak Laporan Penggajian AS Bulan November

Para pedagang akan memantau laporan penggajian AS bulan November, yang akan dirilis pada hari Jumat. Ini dapat memberikan wawasan penting tentang kekuatan pasar tenaga kerja menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve pada 17-18 Desember. Kontrak berjangka dana Fed saat ini memperkirakan probabilitas 76% bahwa bank sentral akan menurunkan suku bunga selama pengumpulan kebijakannya. Ini menjadi fokus utama bagi para pedagang saat ini.

Perubahan Indeks Saham Unggulan AS

Semalam di AS, S&P 500 naik 0,24% dan ditutup pada 6.047,15. Nasdaq Composite naik 0,97% dan berakhir pada 19.403,95. Kedua indeks menyentuh level tertinggi intraday sepanjang masa dan ditutup pada rekor. Dow Jones Industrial Average turun 0,29%, atau 128,65 poin, dan ditutup pada 44.782,00. Indeks saham unggulan ini sempat melampaui level 45.000 pada siang hari, ambang batas penting yang dicapai beberapa kali minggu lalu. Ini menunjukkan perubahan yang signifikan di pasaran saham AS.

Persepsi Pasar Asia-Pasifik

Pasar Asia-Pasifik secara umum menunjukkan perkembangan yang positif. Kondisi seperti kenaikan indeks di Australia, Jepang, dan Korea Selatan menunjukkan kepercayaan investor terhadap pasar. Namun, juga perlu dipertimbangkan tingkat inflasi di Korea Selatan yang mengalami kenaikan. Ini memerlukan perhatian para investor untuk memahami dampak yang mungkin terjadi. Selain itu, perubahan suku bunga di AS yang diramal turun 3 kali menjadi faktor penting yang memengaruhi persepsi pasar Asia-Pasifik. Para pedagang harus berhati-hati dalam mengambil keputusan berdasarkan kondisi pasar ini.
See More