ParentsKids
The Impact of Religious Upbringing on Life Choices: A Personal Journey
2024-11-18
Many of us are shaped by our early environments, and for some, religious upbringing can have a profound impact on their future decisions. In this article, we'll explore how one person's experience in a religious household led them to question traditional life paths and discover their true selves.

Uncovering the Hidden Struggles of a Former Religious Believer

Section 1: The Religious Upbringing

The author grew up in a very religious household where the church they attended, upon reflection, was revealed to be a Christian cult disguised as a non-denominational church. This upbringing instilled in them the idea that their highest purpose in life was to be a wife and mother. For years, they went through life in their 20s believing that having children was the only way forward, even though they never enjoyed playing with baby dolls and had no desire to be pregnant. The very thought of it was mortifying to them.

However, during college, they were exposed to the real world and began to question these ingrained beliefs. They realized that they did not have to have children and that it was okay not to want them. This realization was a turning point in their life.

Section 2: Family Reactions

When the author left the church and started expressing their lack of desire for children and indifference to marriage, they faced a lot of pushback from their family. Their dad's wife once said that when their friends had kids, they would lose them because they would see them as cold and heartless for not wanting children. This kind of reaction shows the difficulty of breaking away from traditional family values.

But fast-forward 15 years, and it became clear that the author's stance was not a phase. By their mid-30s, people realized that they were genuine in their decision. They met a wonderful partner who also did not want more children, and they have two older teenagers that they adore and get along with well. This shows that it is possible to find a fulfilling life without following the traditional path of having children.

Section 3: The Bisexual Aspect

It turns out that a large reason the author never wanted children is that they are bisexual and have a preference for women. This aspect of their identity was a significant factor in their decision not to have children. It emphasizes that everyone's reasons for not wanting children are unique and should be respected.

Whether it's due to personal preferences, religious upbringing, or other factors, each person's journey is valid. The author's story serves as a reminder that we should respect everyone's choices and not judge them based on our own beliefs.

Tentang Penurunan Bunga P2P Lending OJK pada 2025
2024-11-18
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana untuk mengurangi bunga pinjaman fintech peer to peer (P2P) lending untuk pembiayaan konsumtif menjadi 0,2% pada tahun 2025. Hal ini menjadi perhatian utama dalam dunia keuangan. Menurut Financial Expert CNBC Indonesia Ayyi Achmad Hidayah, penurunan bunga tersebut akan memberikan dampak yang signifikan. Mereka mengungkapkan bahwa orang akan lebih tertarik untuk meminjam dengan bunga yang lebih rendah. Namun, hal ini juga harus diwaspadai karena efek-efeknya yang dapat terjadi. Jika bunga terlalu rendah, bisa mengakibatkan permintaan pinjaman yang tidak sehat dan risiko yang lebih tinggi bagi kedua pihak, yaitu peminjam dan peminjamnya. Selengkapnya, kita bisa melihat dialog antara Savira Wardoyo dan Shinta Zahara bersama Financial Expert CNBC Indonesia Ayyi Achmad Hidayah di Program Investime CNBC Indonesia pada Senin (18/11/2024).

Implikasi dan Risiko

Penurunan bunga P2P lending tidak hanya membawa keuntungan, tetapi juga memiliki implikasi dan risiko yang perlu dipertimbangkan. Bunga yang lebih rendah dapat mengarahkan orang untuk meminjam lebih banyak, tetapi hal ini juga bisa membuat mereka lebih rentan terhadap krisis finansial. Jika orang tidak dapat membayar utang mereka dengan baik, maka risiko default akan meningkat. Selain itu, ada juga risiko keuangan yang terkait dengan P2P lending, seperti ketidakpastian kredit dan ketidakpastian pasar. Oleh karena itu, para investor dan peminjam harus dengan bijak dalam mengambil keputusan dan memahami risiko yang terkait.

OJK harus berhati-hati dalam mengatur bunga ini agar tidak mengakibatkan kerugian yang besar bagi para peminjam dan investor. Mereka harus memastikan bahwa sistem P2P lending tetap aman dan stabil. Selain itu, OJK juga harus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang risiko dan keuntungan P2P lending agar mereka dapat membuat keputusan yang lebih bijak.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan bunga P2P lending. Salah satunya adalah kondisi pasar keuangan. Jika pasar keuangan stabil, maka OJK mungkin lebih berani untuk mengurangi bunga. Selain itu, faktor-faktor seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga bank, dan tingkat risiko juga akan mempengaruhi penurunan bunga. OJK harus mempertimbangkan semua faktor ini sebelum membuat keputusan tentang penurunan bunga.

Selain itu, faktor-faktor yang terkait dengan P2P lending sendiri juga akan mempengaruhi penurunan bunga. Misalnya, kualitas kredit peminjam, tingkat keamanan sistem, dan tingkat efisiensi operasional. OJK harus memastikan bahwa P2P lending tetap berjalan dengan baik dan aman sebelum mengurangi bunga.

Penggunaan P2P Lending setelah Penurunan Bunga

Setelah penurunan bunga P2P lending, penggunaan P2P lending juga akan berubah. Orang mungkin akan lebih banyak menggunakan P2P lending untuk membayar utang atau untuk melakukan investasi. Namun, mereka juga harus lebih bijak dalam memilih P2P lending platform yang aman dan terpercaya. Mereka harus memeriksa kredibilitas peminjam, tingkat keamanan sistem, dan tingkat pelayanan customer sebelum meminjam atau meminjamkan uang.

P2P lending juga dapat menjadi alternatif finansial yang baik bagi orang yang tidak memiliki akses ke fasilitas keuangan tradisional. Mereka dapat menggunakan P2P lending untuk mendapatkan pinjaman dengan bunga yang lebih rendah dan lebih fleksibel. Namun, mereka juga harus memahami risiko yang terkait dengan P2P lending dan selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan.

See More
Tajuk: Voneworld dan Heart Evangelista: Kolaborasi Gaya Glamour
2024-11-18
Jakarta, CNBC Indonesia - Voneworld merayakan ulang tahun pertama dengan mengumumkan Heart Bag, sebuah kolaborasi yang sangat menarik dengan Heart Evangelista, ikon fashion global. Kolaborasi ini menggabungkan gaya glamour, kecantikan, dan pengaruh Heart dalam dunia fashion.

Hadir Kolaborasi Gaya Fashion Terbaru!

Bagaimana Inspirasi Heart Bag Terinspirasi?

Heart Evangelista adalah salah satu wanita paling berpengaruh di dunia fashion. Gaya fashionnya yang elegan, chic, dan mewah namun tetap rendah hati dengan kepribadiannya yang menyenangkan dan down-to-earth. Heart Bag sendiri terinspirasi dari tas Briefcase klasik, yang biasanya diasosiasikan dengan tas pria. Namun, dengan menambahkan aksen dan sentuhan feminin seperti charm lucu, tali kulit, rantai emas, dan buckle yang mewah, Heart Bag memiliki kesan unik.Dalam kehidupan sehari-hari, wanita sering mencari tas yang praktis tetapi tetap dapat membuat mereka terlihat glamor. Heart Bag dirancang untuk memenuhi kebutuhan ini. Dengan ukuran yang compact, wanita dapat membawa barang-barang esensial saja sehari-hari. Tas ini juga cocok untuk digunakan pada acara siang hingga malam hari, memberikan fleksibilitas dalam pakaian.

Fitur-fitur dan Manfaat Heart Bag

Tas ini mencerminkan komitmen Voneworld untuk memberikan produk dengan kualitas yang baik namun dengan harga yang terjangkau. Dengan menggunakan bahan berkualitas tinggi dan desain yang elegan, Heart Bag tidak hanya tampil mewah tetapi juga tahan lama.Koleksi ini juga menunjukkan bahwa brand lokal Indonesia terus berkembang dan mampu bersaing di kancah internasional. Kolaborasi antara Voneworld dan Heart Evangelista tidak hanya menghasilkan tas yang fashionable tetapi juga mengedepankan kualitas dan fungsionalitas.

Partnership dengan Shopee dan Pesan Umum

Director of Business Partnership Shopee Indonesia, Daniel Minardi, sangat antusias karena dapat menjadi partner e-commerce bagi Voneworld. Kolaborasi ini memberikan kesempatan bagi para pengguna Shopee untuk mendapatkan koleksi yang berkolaborasi dengan Heart Evangelista.Daniel mengatakan, kolaborasi ini merupakan langkah maju bagi brand lokal Indonesia. Kami harap, koleksi ini dapat disambut dengan antusias oleh para pengguna Shopee dan menjadi inspirasi dalam menunjang gaya berpakaian yang stylish dan modern bagi para fashion enthusiast di Indonesia.Heart Bag dapat dibeli mulai tanggal 16 November 2024 pukul 00:00 WIB di situs web resmi Voneworld (www.voneworldofficial.com) dan secara online eksklusif di Shopee (Voneworld Official Store).Ini adalah kesempatan unggul bagi para wanita untuk memiliki tas yang unik dan berkualitas, seperti Heart Bag. Dengan mengikuti tren fashion ini, para wanita dapat merasa glamor, percaya diri, dan stylish seperti Heart Evangelista.
See More