Pasar
Bank Indonesia: Penjualan Eceran Naik 1,7% di November 2024, Warga RI Beli BBM
2024-12-10
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa kinerja penjualan eceran diperkirakan mengalami pertumbuhan pada bulan November 2024. Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2024 diprediksi mencapai 211,5 dengan pertumbuhan 1,7% (yoy), lebih tinggi daripada pertumbuhan bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan perkembangan yang positif dalam sektor eceran.

Perkembangan Ekonomi Eceran di Indonesia: Analisis IPR November 2024

Peningkatan Penjualan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menyatakan bahwa peningkatan penjualan eceran terutama didorong oleh peningkatan penjualan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. Ini menunjukkan adanya kebutuhan yang tinggi terhadap bahan bakar dan aksesoris kendaraan di Indonesia. Perkembangan ini juga memiliki dampak positif pada industri yang terkait, seperti pabrik pembuatan bahan bakar dan produsen aksesoris kendaraan.Para pemilik usaha di sektor ini dapat merasakan dampak positif dari peningkatan penjualan ini. Mereka dapat meningkatkan produksi dan mengoptimalkan keuntungan mereka. Selain itu, peningkatan penjualan ini juga dapat mengurangi beban harga bahan bakar dan aksesoris kendaraan bagi konsumen, sehingga meningkatkan daya beli masyarakat.

Perkembangan Subkelompok Sandang

Subkelompok Sandang juga menjadi salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan penjualan eceran. Ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki minat tinggi terhadap barang-barang sandang seperti perhiasan, aksesoris fashion, dan sebagainya. Perkembangan subkelompok ini memberikan peluang bagi para penjual dan produsen sandang untuk mengembangkan bisnis mereka dan memenuhi kebutuhan masyarakat.Para produsen sandang dapat mengembangkan desain dan kualitas produk mereka untuk memenuhi kebutuhan pasar yang semakin tinggi. Mereka juga dapat menggunakan media sosial dan platform e-commerce untuk mengiklankan dan menjual produk mereka. Para penjual sandang dapat memilih lokasi yang tepat dan memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan untuk meningkatkan penjualan.

Penggunaan Data BI dalam Analisis Ekonomi

Data yang disediakan oleh Bank Indonesia sangat penting dalam menganalisis perkembangan ekonomi eceran. Data seperti IPR dan IEH dapat memberikan wawasan yang jelas tentang tren ekonomi dan memungkinkan para pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan yang tepat.Para pelaku bisnis dapat menggunakan data BI untuk memahami tren pasar dan merencanakan strategi bisnis mereka. Mereka dapat mengidentifikasi pasar yang memiliki potensi dan mengembangkan produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Data BI juga dapat digunakan untuk mengukur kinerja bisnis dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.Dalam kesimpulan, perkembangan kinerja penjualan eceran di November 2024 di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang positif. Hal ini didorong oleh peningkatan penjualan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Subkelompok Sandang, dan penggunaan data BI dalam menganalisis ekonomi. Para pemangku kepentingan dapat menggunakan data ini untuk mengambil keputusan yang tepat dan mengembangkan bisnis mereka.
Prajogo Pangestu Menambah Saham BREN: Tujuannya Investasi
2024-12-10
Jakarta, CNBC Indonesia - Prajogo Pangestu telah melakukan peningkatan terhadap kepemilikan sahamnya di PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Pada 5 Desember 2024, orang terkaya di Indonesia, sesuai dengan versi Forbes, membeli 1,1 juta saham BREN dengan harga Rp7.470 per lembar. Dengan demikian, Prajogo mengeluarkan dana sebesar Rp8,22 miliar. "Tujuan dari transaksi adalah untuk tujuan investasi pribadi," tulis Direktur dan Corporate Secretary BREN Merly dalam keterangan resmi, seperti dikutip Selasa (10/12/2024).

Impak Transaksi Investasi

Transaksi ini memiliki dampak yang signifikan bagi Prajogo Pangestu. Dengan menguasai lebih banyak saham BREN, ia memiliki keunggulan dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan perusahaan. Ini juga dapat memberikan keuntungan keuangan dalam jangka panjang, mengingat potensi pertumbuhan bisnis BREN. Namun, perlu dipertimbangkan risiko yang terkait dengan kepemilikan saham yang besar, seperti volatilitas pasar dan kondisi ekonomi.Setelah transaksi, Prajogo secara langsung menggenggam 130.889.700 (0,09783%) saham BREN. Ini menunjukkan kepekaan Prajogo terhadap perusahaan dan keinginan untuk memiliki lebih banyak kontrol.

Hubungan dengan PT Barito Pasific Tbk

Sebagai informasi, Prajogo secara tidak langsung mengendalikan BREN melalui PT Barito Pasific Tbk (BRPT). Barito menguasai 64,66% saham BREN. Lalu sebanyak 23,6% saham BREN tercatat atas DBS Bank Ltd SG S/A Green Era Energy Pte Ltd. Hubungan ini memungkinkan Prajogo untuk memiliki akses ke sumber daya dan jaringan bisnis yang kuat. Namun, juga harus dipertimbangkan ketergantungan yang mungkin terhadap PT Barito Pasific Tbk.

Kondisi Harga Saham

Sementara itu, saham BREN mengalami penurunan 2,06% ke level Rp8.325 pada perdagangan kemarin, Selasa (9/12/2024). Meskipun saham tersebut merosot ke zona merah dalam perdagangan harian, dalam sepekan sebelumnya, saham BREN naik 22,88%. Kondisi harga saham ini menunjukkan keberadaan volatilitas pasar dan keinginan investor untuk berinteraksi dengan saham. Perubahan harga saham dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kebijakan moneter, perkembangan ekonomi, dan kondisi pasar.Dalam keseluruhan, transaksi investasi Prajogo Pangestu di PT Barito Renewables Energy Tbk memiliki implikasi yang luas. Ia tidak hanya mempengaruhi keuangan pribadi Prajogo tetapi juga mengimpactkan kondisi perusahaan dan pasar. Investor perlu memahami dengan baik implikasi dari transaksi ini sebelum mengambil keputusan investasi.
See More
Siapa Pemilik Ramayana? Perjalanan Usia Paulus Tumewu
2024-12-10
Jakarta, CNBC Indonesia – Saat ini, anak-anak generasi sekarang mungkin tidak terlalu mengenal Ramayana. Sebelumnya, ketika memiliki kelebihan uang, orang biasanya dengan cepat berburu untuk membeli pakaian di Ramayana. Toko pakaian ini juga menjadi tujuan utama saat Lebaran tiba. Ramayana, sebuah ritel yang berbasis di Jakarta, memiliki sejarah yang menarik.

Penciptaan Ramayana

Ramayana diciptakan oleh Paulus Tumewu. Ia belajar bisnis dari toko kelontong orangtuanya di Makassar, kemudian menghijrah ke Jakarta setelah menikah dengan Tan Lee Chuan, adik Eddy Tansil. Tahun 1978 menjadi tahun awal bagi Ramayana Department Store, yang kemudian dikenal sebagai ritel pakaian untuk segmen menengah ke bawah. Saat itu usia Paulus Tumewu hanya 26 tahun.Pada tahun 1978, toko tersebut awalnya bernama Ramayana Fashion Store. Saat masih toko biasa, Paulus berkongsi dengan Agus Makmur. Mereka kemudian membangun PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS). Bisnis mereka terus berkembang dan melebar di tahun 1985 dengan membuka toko di Bandung. Selain menjual pakaian, mereka juga menjual tas, sepatu, dan aksesori. Dalam waktu empat tahun, Ramayana sudah memiliki 13 store dan jumlah karyawannya di tahun 1989 mencapai 2.500 orang.PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. sejak tahun 1996 melantai Bursa Efek Jakarta dengan kode RALS. Jumlah gerainya terus bertambah dan tersebar di 40 kota penting di Indonesia. Namun, di tahun 2005, Ramayana dilanda penurunan pemasukan. Berdasarkan laporan keuangan 2005, keuntungan bersih Ramayana sebesar Rp 302 miliar dengan omset penjualan Rp 4,3 trilyun sementara pada tahun sebelumnya untung bersih Rp 311 miliar.

Perubahan dan Tantangan

Munculnya International Trade Centre (ITC) dianggap sebagai salah satu penyebab penurunan keuangan Ramayana. Meski demikian, Paulus masih masuk dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia pada waktu itu. Pada Juli 2006, Paulus menempati peringkat ke-15 dengan kekayaan yang sekitar Rp 3,96 triliun (kurs Rp 9.000 per US$).Namun, pada 2023, nama Paulus tidak lagi ada di dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia versi Forbes. Hingga hari ini, gerai Ramayana masih hidup meski menghadapi banyak saingan di bisnis ritel pakaian. Per September 2024, Ramayana Lestari Sentosa membukukan laba bersih setelah pajak Rp252,7 miliar, turun tipis atau 0,77% secara tahunan (yoy). Laba ini utamanya turun karena pendapatan perusahaan merosot sebesar 1,26% yoy menjadi Rp2,11 triliun. Pada periode yang sama, beban pokok penjualan naik tipis menjadi Rp1,04 triliun.Penurunan kinerja Ramayana juga terlihat dari jumlah gerai. RALS tercatat menaungi tiga merek toko fesyen, yakni Ramayana, Robinson, dan Cahaya. Sepanjang tahun ini, hingga September 2024, gerai Ramayana telah berkurang lima unit dibandingkan dengan tahun sebelumnya, atau dari 96 gerai menjadi 91 gerai. Sementara itu, jumlah gerai Robinson masih sama, yakni tiga unit. Begitu pula dengan Cahaya yang jumlah gerainya pada tahun ini masih sama dengan tahun lalu, yaitu dua unit.Ramayana tetap menjadi raja penjual pakaian untuk segmen masyarakat kelas menengah ke bawah meski menghadapi tantangan dari saingan. Namun, sejarah dan keberadaan Ramayana tetap menjadi bagian penting dalam industri ritel pakaian di Indonesia.
See More