Pada masa penjajahan, Kerajaan Bone di Sulawesi Selatan menjadi salah satu benteng pertahanan utama yang berani melawan dominasi Belanda. Meskipun awalnya Belanda merencanakan serangan mudah terhadap wilayah ini, perlawanan sengit dari pasukan Bone membuat mereka harus mengirimkan pasukan tambahan. Akhirnya, Belanda mengirim ekspedisi militer besar-besaran yang dipimpin oleh Mayor Jenderal van Geen untuk menaklukkan Bone dan memperluas kekuasaannya di Sulawesi Selatan. Namun, persiapan ekspedisi ini menghadapi berbagai tantangan, termasuk perbedaan pendapat antara pejabat Belanda sendiri.
Ketika Belanda merencanakan ekspedisi militer ke Sulawesi Selatan, mereka tidak menyadari bahwa kerajaan Bone memiliki kekuatan militer yang kuat dan mampu memberikan perlawanan sengit. Awalnya, Belanda percaya bahwa penaklukan Bone akan berjalan lancar, namun kenyataan justru berbanding terbalik. Perang berulang kali dilancarkan, tetapi Belanda mengalami beberapa kekalahan yang signifikan. Untuk mengatasi hal ini, mereka akhirnya mengirimkan pasukan ekspedisi besar-besaran.
Dalam rangka memperkuat posisi mereka, Belanda menugaskan Mayor Jenderal van Geen untuk memimpin ekspedisi ini. Van Geen tiba di Makassar pada 20 Januari 1825 dan segera mempersiapkan rencana pemberangkatan pasukan. Rencana penyerangan ini melibatkan mendaratkan sebagian pasukan di berbagai tempat strategis, serta melakukan serangan meriam terhadap daerah-daerah yang dikuasai Bone. Sebagian lainnya bertugas melindungi pos-pos penting Belanda. Tujuan akhir adalah menguasai daerah pedalaman dan menduduki Pantai Bone. Namun, persiapan ekspedisi ini tidak berjalan mulus karena adanya keterbatasan perlengkapan dan kondisi kesehatan pasukan yang buruk. Selain itu, perbedaan pendapat antara van Geen dengan komisaris Belanda lainnya, yaitu van Schelle dan Tobias, juga menambah kesulitan.
Selain menghadapi perlawanan dari pasukan Bone, ekspedisi Belanda juga menghadapi konflik internal antara para pejabatnya. Van Geen, sebagai pemimpin ekspedisi, memiliki pandangan yang berbeda tentang urutan penyerangan. Dia meyakini bahwa penaklukan Bone harus didahulukan karena kerajaan ini merupakan ancaman terbesar bagi dominasi Belanda di Sulawesi Selatan. Sementara itu, komisaris van Schelle dan Tobias lebih ingin menargetkan Tanete dan Suppa terlebih dahulu.
Van Geen berpendapat bahwa penaklukan Bone akan mempermudah proses penaklukan kerajaan-kerajaan lainnya. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa Bone merupakan penghalang utama dalam usaha perluasan kekuasaan Belanda. Dengan menguasai Bone, Belanda dapat memperkuat posisinya dan mengurangi ancaman dari kerajaan-kerajaan lokal lainnya. Namun, perbedaan pendapat ini menyebabkan ketegangan di antara pejabat Belanda. Van Geen menghadapi tantangan dalam mendapatkan dukungan penuh dari rekan-rekannya. Selain itu, kondisi logistik dan kesehatan pasukan juga menjadi faktor yang mempengaruhi persiapan ekspedisi. Van Geen harus bekerja keras untuk memastikan bahwa pasukan yang dibawa dalam kondisi prima, meskipun harus menghadapi keterbatasan sumber daya. Situasi ini menunjukkan bahwa meskipun Belanda memiliki kekuatan militer yang besar, mereka masih menghadapi banyak hambatan dalam mencapai tujuan mereka di Sulawesi Selatan.
Dalam bulan suci Ramadan, Yayasan Muslim Sinar Mas (YMSM) bersama dengan pilar bisnisnya, APP Group, menunjukkan komitmennya dalam mendukung peningkatan kualitas kehidupan beragama masyarakat. Acara simbolis penyerahan ratusan mushaf Al-Quran kepada Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) menjadi bukti nyata dari upaya ini. Acara yang dihadiri oleh tokoh-tokoh penting ICMI dan YMSM ini bertujuan untuk membagikan mushaf-mushaf tersebut ke berbagai masjid dan lembaga pendidikan Islam, sehingga dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat luas.
Pada sebuah sore yang hangat di Jakarta Selatan, Ketua Umum YMSM, Saleh Husin, secara simbolis menyerahkan 2.000 mushaf Al-Quran kepada Prof. Arif Satria, Ketua Umum ICMI, di ICMI Center. Hadir pula beberapa pejabat teras ICMI dan anggota dewan pembina YMSM. Mushaf-mushaf ini nantinya akan didistribusikan ke berbagai masjid dan institusi pendidikan Islam di seluruh negeri. Saleh Husin, yang juga menjabat sebagai Managing Director Sinar Mas, menyampaikan harapannya agar mushaf-mushaf tersebut dapat membantu masyarakat dalam meraih akhlak mulia melalui pengamalan nilai-nilai kebaikan dan toleransi yang terdapat dalam Al-Quran.
Ketua 1 YMSM, Irsyal Yasman, mengungkapkan kegembiraannya karena bisa berpartisipasi dalam aktivitas sosial keagamaan ini. Mushaf-mushaf yang diserahkan tercetak menggunakan kertas premium produksi sendiri, yang dikembangkan khusus untuk pencetakan kitab suci dan buku agama. Ini merupakan bentuk dedikasi YMSM dan APP Group dalam menyediakan produk berkualitas tinggi untuk keperluan ibadah masyarakat.
Selain itu, program wakaf ini telah berjalan sejak tahun 2008, dengan total donasi mencapai 1,3 juta mushaf yang tersebar di berbagai wilayah Nusantara. Tidak hanya mushaf, APP Group juga mendistribusikan lebih dari 200 ribu buku panduan membaca Al-Quran untuk berbagai lapisan usia, guna mengenalkan cara membaca Al-Quran yang benar kepada generasi muda.
Berdiri sebagai wadah praktik keislaman yang terbuka dan toleran, YMSM terus berkomitmen untuk mendukung dan bekerja sama dengan berbagai pihak yang memiliki tujuan serupa, baik di lingkungan internal maupun eksternal Sinar Mas.
Dari perspektif seorang jurnalis, acara penyerahan ini tidak hanya menjadi simbol kolaborasi antara dua lembaga besar, tetapi juga refleksi kepedulian sosial yang mendalam. Melalui aksi nyata seperti ini, kita diajak untuk introspeksi diri dan berkontribusi pada peningkatan kualitas kehidupan beragama di tengah masyarakat. Semoga inisiatif semacam ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi semua pihak.
Pada musim kasih sayang yang telah berlalu, semangat cinta dan apresiasi diri tetap terjaga. Produsen teknologi ternama, Dyson, mempersembahkan rangkaian produk perawatan rambut edisi spesial bertema Red Velvet and Gold. Seri ini bukan hanya alat penataan rambut biasa, melainkan gabungan antara kemewahan, teknologi mutakhir, serta desain abadi yang menarik. Produk-produk dalam koleksi ini mencakup pengering rambut cerdas, pelurus rambut tanpa panas, dan alat multifungsi untuk merapikan rambut. Setiap item dilengkapi fitur inovatif seperti konektivitas Bluetooth, berbagai lampiran khusus, dan teknologi pemantau suhu cerdas. Harga produk berkisar dari Rp8.599.000 hingga Rp10.299.000.
Di tengah suasana hangat menjelang hari Valentine, Dyson memperkenalkan koleksi perawatan rambut terbarunya di Jakarta. Produk-produk ini tidak hanya menggabungkan estetika elegan namun juga teknologi canggih yang mampu memberikan hasil maksimal dalam merawat rambut. Salah satu warna yang menjadi inspirasi adalah red velvet, dikarenakan keindahannya yang tak lekang oleh waktu.
Koleksi ini mencakup tiga produk utama:
Semua produk ini tersedia dalam warna red velvet and gold, ditawarkan dengan harga mulai dari Rp8.599.000 hingga Rp10.299.000, dan dapat ditemukan di toko-toko resmi Dyson.
Sebagai konsumen, kita mendapatkan manfaat luar biasa dari inovasi ini. Dengan fokus pada pencegahan kerusakan akibat panas dan kemudahan penggunaan, Dyson telah berhasil menciptakan solusi perawatan rambut yang tidak hanya efektif tetapi juga aman bagi kesehatan rambut. Ini membuka mata kita bahwa merawat rambut bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan dan bermanfaat, sambil tetap menjaga kualitas dan kesehatan rambut kita.