Diet MIND, sebuah tren yang sedang populer di kalangan pemuda Korea Selatan, menawarkan metode baru untuk menghambat proses penuaan. Metode ini dikembangkan oleh profesor medis Jung Hee-won dari Asan Medical Center di Seoul, yang menggabungkan diet Mediterania dan DASH. Diet ini berfokus pada konsumsi makanan minim olahan, biji-bijian utuh, serta protein seimbang, dengan tujuan meningkatkan indeks glikemik secara perlahan. Selain itu, diet ini juga mencakup enam prinsip utama yang membantu menjaga kesehatan dan nutrisi tubuh.
Metode diet ini telah diperkenalkan sebagai pendekatan alternatif untuk melambatkan proses penuaan. Diet MIND memadukan dua jenis diet terkenal, yaitu Mediterania dan DASH, yang bertujuan untuk mengurangi risiko hipertensi dan penyakit neurodegeneratif. Prinsip dasar diet ini adalah menghindari gula sederhana dan biji-bijian olahan, sambil menambahkan lebih banyak biji-bijian utuh, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan, unggas, ikan, dan minyak zaitun ke dalam pola makan harian.
Dalam praktiknya, diet MIND ala Korea menyarankan penggunaan kombinasi beras merah, beras putih, lentil, dan gandum dalam rasio tertentu untuk nasi, serta batasan konsumsi makanan gorengan dan camilan. Hal ini bertujuan untuk mengontrol kadar gula darah dan meningkatkan asupan protein. Selain itu, diet ini juga merekomendasikan batasan konsumsi alkohol hingga sekitar satu gelas anggur per hari. Profesor Jung Hee-won menekankan bahwa diet ini bukan hanya tentang makanan tetapi juga merupakan gaya hidup yang perlu dipraktikkan secara konsisten.
Diet MIND tidak hanya fokus pada jenis makanan yang dikonsumsi, tetapi juga mencakup prinsip-prinsip penting untuk mendukung kesehatan jangka panjang. Enam prinsip utama ini mencakup asupan nutrisi esensial dari biji-bijian utuh dan kacang-kacangan, peningkatan konsumsi sayuran dan buah-buahan, penggunaan minyak zaitun dalam memasak, serta pembatasan daging merah dan makanan olahan. Semua prinsip ini dirancang untuk mendukung kesehatan jantung dan otak.
Profesor Jung Hee-won menekankan bahwa diet slow aging bukanlah solusi instan, melainkan cara hidup yang perlu dipraktikkan dengan konsistensi. Dia menegaskan bahwa faktor terpenting adalah menemukan keseimbangan dalam hidup. Penuaan adalah proses kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk stres, tidur, dan perspektif kita terhadap kehidupan. Oleh karena itu, diet MIND tidak hanya berfokus pada aspek makanan, tetapi juga mencakup aspek-aspek lain dari kehidupan yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup.
Abses hati piogenik, sebuah kondisi yang memunculkan kantung nanah di organ hati, merupakan salah satu ancaman serius bagi kesehatan. Menurut laporan Medical News Today, abses ini terbentuk sebagai respons terhadap infeksi dalam tubuh. Nanah yang terkandung di dalam kantung tersebut terdiri dari darah dan sel-sel mati, yang biasanya muncul akibat infeksi bakteri.
Bakteri seperti E Coli, Klebsiella, Streptococcus, dan Staphylococcus adalah penyebab utama abses hati piogenik. Infeksi ini bisa berasal dari saluran empedu, darah, atau usus. Misalnya, infeksi pada usus buntu atau usus yang berlubang dapat menyebar melalui aliran darah hingga mencapai hati. Hal ini menjadikan hati rentan terhadap pembentukan abses.
Selain itu, kondisi kesehatan lain seperti batu empedu, kanker, dan kelainan bawaan juga dapat memicu abses hati. Faktor-faktor ini membuat penting bagi individu dengan riwayat kesehatan tertentu untuk waspada terhadap risiko abses hati.
Masalah diabetes, riwayat operasi hati, kanker hati, sirosis, usia lanjut, jenis kelamin laki-laki, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah adalah beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena abses hati. Individu dengan kondisi-kondisi ini harus lebih berhati-hati dan melakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi gejala awal.
Mengenali gejala awal sangat penting agar dapat segera mendapatkan penanganan medis. Gejala umum yang muncul antara lain demam, menggigil, keringat malam hari, tidak enak badan, mual atau muntah, nyeri bahu kanan, nyeri perut kanan atas, batuk, sesak napas, kehilangan selera makan, penurunan berat badan tanpa alasan jelas, dan urine berwarna gelap.
Penanganan abses hati harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Delay dalam penanganan dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk kerusakan hati permanen atau bahkan kematian. Oleh karena itu, jika ada indikasi gejala, segera konsultasikan dengan dokter spesialis untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Deteksi dini dan penanganan cepat merupakan kunci utama dalam mengatasi abses hati. Dengan pengetahuan yang cukup tentang gejala dan faktor risiko, kita dapat lebih waspada dan proaktif dalam menjaga kesehatan hati kita.
В последние годы ученые все чаще обращают внимание на связь между различными аспектами здоровья человека. Новое исследование, опубликованное в журнале GeroScience, показывает неожиданную взаимосвязь между висцеральным жиром и здоровьем мозга. Ученые обнаружили, что белок CX3CL1, производимый жировой тканью живота, играет ключевую роль в поддержании уровня BDNF — важного фактора для здоровья нейронов. Это открытие может изменить подходы к предотвращению возрастных когнитивных нарушений.
В ходе эксперимента, проведенного в осенний период 2024 года, команда исследователей во главе с доктором Екатериной Бельчиковой изучала влияние висцерального жира на работу мозга. Используя модель мышей разного возраста, они выяснили, что молодые особи продуцируют значительное количество CX3CL1, который способствует поддержанию высокого уровня BDNF. Однако с возрастом этот процесс замедляется, что приводит к снижению когнитивных функций. Когда ученым удалось искусственно увеличить уровень CX3CL1 у пожилых мышей, их когнитивные способности значительно улучшились.
Исследование также показало, что гормоны стресса, такие как кортизол у людей и кортикостерон у мышей, играют важную роль в регуляции производства CX3CL1. В частности, фермент 11β-HSD1, содержащийся в жировой ткани, активирует эти гормоны, стимулируя выработку CX3CL1. С возрастом уровень этого фермента снижается, что приводит к уменьшению количества CX3CL1 и, следовательно, BDNF.
Эти результаты открывают новые горизонты для понимания механизмов старения и потенциально могут привести к разработке методов предотвращения когнитивных нарушений.
Открытие, которое ранее казалось невозможным, теперь предлагает новый взгляд на значение висцерального жира. Хотя его избыток по-прежнему остается фактором риска для здоровья, теперь известно, что достаточное количество этой ткани может играть положительную роль в поддержании когнитивного здоровья.
С точки зрения журналиста, это исследование служит напоминанием о том, что наше тело представляет собой сложную систему, где каждый элемент имеет свое значение. Оно также подчеркивает важность дальнейших исследований для более глубокого понимания взаимосвязей между различными аспектами здоровья. Возможно, в будущем это поможет найти способы поддерживать когнитивные функции мозга без использования инвазивных методов.