Pasar
Memperkuat Tata Kelola dan Integritas Berkelanjutan di Industri Jasa Keuangan
2024-11-01
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya meningkatkan kolaborasi dan implementasi teknologi terbaru untuk memperkuat tata kelola dan integritas berkelanjutan di industri jasa keuangan. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Dewan Audit OJK, Sophia Wattimena, dalam konferensi pers RDK OJK pada 1 November 2024.

Menegakkan Integritas Profesi Anti Fraud

Komitmen OJK dalam Penegakan Integritas

OJK secara tegas berkomitmen untuk menegakkan integritas, khususnya dalam profesi anti fraud. Hal ini ditunjukkan melalui berbagai upaya, termasuk pencegahan fraud di sistem jasa keuangan yang dibahas dalam forum komunikasi dengan asosiasi, seperti international conference pada ikatan akuntan. Sophia Wattimena menegaskan peran penting akuntan sebagai strategic advisor dalam mendukung tugas-tugas OJK sebagai otoritas.

Penguatan Program GRC dan Kajian Akademis

Selain itu, OJK juga memperkuat program Governance, Risk, and Compliance (GRC) melalui benchmarking dan kajian akademis. Hal ini dilakukan dalam rangka pengkinian Norma, Kepatuhan, dan Budaya (NKB) OJK dengan melibatkan para pemangku kepentingan terkait, termasuk dalam hal combined insurance. Proses ini memperhatikan best practice standar internasional untuk memperkuat tata kelola baik di internal OJK maupun di kalangan pemangku kepentingan.

Peran Penting Akuntan dalam Mendukung Tugas OJK

Sophia Wattimena menekankan bahwa OJK terus mendorong profesi akuntan untuk berperan aktif sebagai strategic advisor dalam mendukung tugas-tugas OJK sebagai otoritas. Hal ini sejalan dengan upaya OJK untuk menegakkan integritas, khususnya dalam profesi anti fraud di industri jasa keuangan.

Kolaborasi dan Implementasi Teknologi Terbaru

Dalam upaya memperkuat tata kelola dan integritas berkelanjutan, OJK juga terus meningkatkan kolaborasi dengan berbagai pihak dan mengimplementasikan teknologi terbaru. Hal ini bertujuan untuk mendukung tugas-tugas OJK sebagai otoritas yang bertanggung jawab atas pengawasan dan pembinaan industri jasa keuangan di Indonesia.

Peran Pegawai dan Pemangku Kepentingan

OJK menekankan pentingnya peran pegawai, mitra, dan pemangku kepentingan lainnya dalam upaya penegakan integritas. Mereka diharapkan turut serta dalam mendukung tugas-tugas OJK sebagai otoritas yang bertanggung jawab atas pengawasan dan pembinaan industri jasa keuangan.
Menjaga Stabilitas Keuangan Indonesia di Tengah Gejolak Global
2024-11-01
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa sektor jasa keuangan Indonesia tetap terjaga stabilitasnya di tengah meningkatnya risiko geopolitik dan perlambatan aktivitas ekonomi global. Meskipun terdapat beberapa tantangan, seperti divergensi pertumbuhan ekonomi di antara negara-negara utama, Indonesia berhasil mempertahankan kinerja ekonomi yang relatif baik.

Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Gejolak Global

Divergensi Pertumbuhan Ekonomi Global

Perekonomian global saat ini menunjukkan perkembangan yang beragam di antara negara-negara utama. Ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan perkembangan yang lebih baik dari ekspektasi, didukung oleh data tenaga kerja yang solid. Di Eropa, aktivitas ekonomi membaik dari sisi penjualan ritel, meskipun sektor manufaktur masih relatif tertekan.Di sisi lain, ekonomi China, sebagai negara ekonomi terbesar kedua di dunia, mengalami perlambatan pertumbuhan dari sisi permintaan dan penawaran. Pemerintah dan bank sentral China telah berupaya mendorong perekonomian dengan mengeluarkan berbagai stimulus.

Tantangan Risiko Geopolitik

Selain divergensi pertumbuhan ekonomi, risiko geopolitik yang meningkat juga menjadi tantangan bagi prospek ekonomi global. Instabilitas di Timur Tengah, misalnya, telah menyebabkan harga komoditas safe haven, seperti emas, meningkat tajam. Hal ini telah mendorong kenaikan premi risiko dan yield, sehingga memicu aliran modal keluar dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Kinerja Ekonomi Indonesia yang Terjaga

Meskipun menghadapi tantangan global, kinerja perekonomian Indonesia secara umum tetap terjaga stabil. Inflasi inti terkendali, dan neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus pada Juli 2024. Hal ini menunjukkan bahwa sektor keuangan Indonesia mampu bertahan di tengah gejolak ekonomi global.

Peran OJK dalam Menjaga Stabilitas Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berperan penting dalam menjaga stabilitas sektor keuangan Indonesia. Melalui pengawasan dan kebijakan yang tepat, OJK berusaha memastikan bahwa sektor jasa keuangan tetap terjaga stabilitasnya, bahkan di tengah tantangan global yang semakin kompleks.Dengan berbagai upaya yang dilakukan, OJK berharap dapat mempertahankan ketahanan sektor keuangan Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di masa depan.
See More
Rupiah Tertekan Inflasi Pangan, Risiko Kenaikan Harga Mengancam Stabilitas Nilai Tukar
2024-11-01
Nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan terhadap dolar AS di tengah inflasi tipis yang terjadi di Indonesia pada bulan Oktober 2024. Kenaikan harga komoditas pangan, seperti emas perhiasan, lauk-pauk, dan minyak goreng, menjadi faktor utama yang mendorong inflasi pada periode tersebut.

Nilai Tukar Rupiah Tertekan Oleh Inflasi Pangan

Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS

Berdasarkan data Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,16% ke posisi Rp15.715/US$ pada penutupan perdagangan Jumat (01/11/2024). Selama sepekan terakhir, rupiah terdepresiasi sebesar 0,51% dari posisi sebelumnya Rp15.635/US$. Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) menguat 0,05% ke level 104,026, lebih tinggi dibandingkan penutupan sehari sebelumnya di angka 103,976.

Inflasi Tipis Didorong Kenaikan Harga Pangan

Inflasi Indonesia pada Oktober 2024 tercatat sebesar 0,08% (mtm), dipicu oleh kenaikan harga komoditas pangan, terutama emas perhiasan, lauk-pauk, dan minyak goreng. Hal ini memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah, yang juga dipengaruhi oleh ekspektasi pasar terhadap potensi kenaikan harga di dalam negeri.

Inflasi Tahunan dan Kalender Meningkat

Plt Kepala Badan Pusat Statistik Amalia A. Widyasanti menjelaskan bahwa inflasi Oktober mengakhiri tren deflasi yang berlangsung selama lima bulan berturut-turut. Dengan inflasi tahunan sebesar 1,71% dan inflasi kalender (year to date) sebesar 0,82%, pasar menjadi lebih waspada terhadap potensi kenaikan harga di masa mendatang, terutama pada sektor pangan.

Inflasi Tertinggi Terjadi di Maluku

Sebanyak 28 dari 38 provinsi di Indonesia mencatatkan inflasi pada Oktober, dengan inflasi tertinggi terjadi di Maluku sebesar 0,65%. Sementara itu, deflasi terdalam tercatat di Maluku Utara sebesar 1,65%. Konsensus pasar sebelumnya memperkirakan inflasi tipis sebesar 0,03%, namun realisasi angka yang lebih tinggi memperkuat kekhawatiran akan pelemahan rupiah ke depan.

Risiko Inflasi Domestik Mempengaruhi Stabilitas Nilai Tukar

Sejalan dengan meningkatnya harga pangan dan inflasi inti yang ikut naik, pasar memandang risiko inflasi domestik akan tetap mempengaruhi stabilitas nilai tukar rupiah. Hal ini menjadi perhatian bagi para pelaku pasar, yang harus waspada terhadap potensi tekanan pada nilai tukar rupiah di masa mendatang.
See More