Pasar
Rupiah Tertekan Inflasi Pangan, Risiko Kenaikan Harga Mengancam Stabilitas Nilai Tukar
2024-11-01
Nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan terhadap dolar AS di tengah inflasi tipis yang terjadi di Indonesia pada bulan Oktober 2024. Kenaikan harga komoditas pangan, seperti emas perhiasan, lauk-pauk, dan minyak goreng, menjadi faktor utama yang mendorong inflasi pada periode tersebut.
Nilai Tukar Rupiah Tertekan Oleh Inflasi Pangan
Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS
Berdasarkan data Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,16% ke posisi Rp15.715/US$ pada penutupan perdagangan Jumat (01/11/2024). Selama sepekan terakhir, rupiah terdepresiasi sebesar 0,51% dari posisi sebelumnya Rp15.635/US$. Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) menguat 0,05% ke level 104,026, lebih tinggi dibandingkan penutupan sehari sebelumnya di angka 103,976.Inflasi Tipis Didorong Kenaikan Harga Pangan
Inflasi Indonesia pada Oktober 2024 tercatat sebesar 0,08% (mtm), dipicu oleh kenaikan harga komoditas pangan, terutama emas perhiasan, lauk-pauk, dan minyak goreng. Hal ini memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah, yang juga dipengaruhi oleh ekspektasi pasar terhadap potensi kenaikan harga di dalam negeri.Inflasi Tahunan dan Kalender Meningkat
Plt Kepala Badan Pusat Statistik Amalia A. Widyasanti menjelaskan bahwa inflasi Oktober mengakhiri tren deflasi yang berlangsung selama lima bulan berturut-turut. Dengan inflasi tahunan sebesar 1,71% dan inflasi kalender (year to date) sebesar 0,82%, pasar menjadi lebih waspada terhadap potensi kenaikan harga di masa mendatang, terutama pada sektor pangan.Inflasi Tertinggi Terjadi di Maluku
Sebanyak 28 dari 38 provinsi di Indonesia mencatatkan inflasi pada Oktober, dengan inflasi tertinggi terjadi di Maluku sebesar 0,65%. Sementara itu, deflasi terdalam tercatat di Maluku Utara sebesar 1,65%. Konsensus pasar sebelumnya memperkirakan inflasi tipis sebesar 0,03%, namun realisasi angka yang lebih tinggi memperkuat kekhawatiran akan pelemahan rupiah ke depan.Risiko Inflasi Domestik Mempengaruhi Stabilitas Nilai Tukar
Sejalan dengan meningkatnya harga pangan dan inflasi inti yang ikut naik, pasar memandang risiko inflasi domestik akan tetap mempengaruhi stabilitas nilai tukar rupiah. Hal ini menjadi perhatian bagi para pelaku pasar, yang harus waspada terhadap potensi tekanan pada nilai tukar rupiah di masa mendatang.