Le jeudi 16 janvier, le maire socialiste de Joigny, Nicolas Soret, a prononcé un discours remarquable lors des vœux officiels. Cette allocution, axée sur l'attractivité du territoire, a mis en lumière les principes essentiels qui guident son action politique. En reprenant la devise républicaine, M. Soret a souligné l'importance des valeurs communes dans une période marquée par des défis politiques complexes.
Ce jour-là, dans l'ambiance chaleureuse d'une salle comble, Nicolas Soret, à la tête de la municipalité et de la Communauté de communes du Jovinien, a choisi de s'inspirer des fondements mêmes de la République française. Il a rappelé avec force que liberté, égalité et fraternité restent les piliers incontournables de sa vision pour l'avenir. Face à une situation nationale et internationale troublée, le maire a affirmé que ces valeurs partagées avec ses équipes constituent le guide quotidien de ses décisions. Ce discours, empreint de conviction, a non seulement défini la direction prise par Joigny mais aussi inspiré tous ceux présents à cette cérémonie importante.
Dans ce contexte incertain, le message délivré par M. Soret est une invitation à se ressaisir autour des principes fondamentaux qui ont toujours fait la force de notre société. Sa volonté de placer l'humain au cœur de toute action politique mérite d'être saluée et suivie. Ce retour aux sources nous rappelle combien il est essentiel de préserver ces valeurs pour construire un avenir meilleur.
Pernahkah Anda memperhatikan bahwa beberapa gedung pencakar langit sering melewatkan angka tertentu pada tombol lift? Fenomena ini terkait dengan keyakinan masyarakat tentang angka-angka yang membawa nasib buruk. Artikel ini akan menjelajahi asal-usul pemikiran ini, khususnya mengenai angka 4 dan 13, serta dampaknya terhadap berbagai aspek kehidupan.
Anggapan bahwa angka 4 dan 13 membawa sial berasal dari sejumlah budaya yang memiliki tradisi numerologi unik. Di Tiongkok, konsep numerologi telah berkembang melalui warisan sejarah dan filosofi. Misalnya, tahun 1988, dikenal sebagai Tahun Naga, menunjukkan bagaimana kepercayaan dalam angka dapat mempengaruhi perilaku masyarakat. Banyak ibu memilih untuk melahirkan anak mereka tepat pada tahun tersebut agar mendapat berkah dan keberuntungan.
Berbeda dengan angka yang dianggap beruntung, ada pula angka yang dipercaya membawa nasib buruk. Dalam konteks Tionghoa, angka 4 dan 7 kerap dikaitkan dengan hal-hal negatif. Selain itu, kombinasi nama juga bisa menciptakan makna yang kurang menguntungkan. Contoh lain adalah di Amerika Serikat, dimana angka 13 dianggap sangat tidak beruntung. Ini bahkan mempengaruhi industri properti dan perjalanan, dengan banyak orang menghindari aktivitas penting pada tanggal tersebut.
Dampak psikologis dari ketakutan terhadap angka 13 begitu kuat sehingga mempengaruhi ekonomi dan arsitektur bangunan. Menurut penelitian, hampir satu dekade persen penduduk AS merasa cemas ketika bertemu dengan angka ini. Hal ini berdampak signifikan pada pengambilan keputusan sehari-hari dan struktur fisik bangunan. Meski demikian, pandangan tentang angka 13 bervariasi di antara berbagai budaya; misalnya, dalam sejarah Mesir Kuno, angka ini justru dianggap membawa keberuntungan.
Keyakinan tentang angka sial telah menjadi fenomena global yang mencerminkan bagaimana tradisi dan kepercayaan lokal dapat mempengaruhi desain bangunan modern. Fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun kita hidup di era teknologi tinggi, kepercayaan lama masih memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi, variasi interpretasi antar budaya menambah kompleksitas dan menariknya topik ini.
Seorang wanita dari negara bagian Rio de Janeiro, Brasil, Deolira Gliceria Pedro da Silva, dikenal sebagai salah satu individu tertua di dunia. Berusia 119 tahun, ia melebihi rekor sebelumnya yang dipegang oleh Inah Canabarro Lucas dengan tiga tahun lebih tua. Meskipun belum resmi terdaftar dalam Guinness World Records, dokumen yang ada mendukung klaim usianya. Para peneliti dan dokter mempelajari rahasia kesehatannya, sementara keluarganya berharap untuk mendapatkan pengakuan resmi.
Dokumen resmi menunjukkan bahwa Pedro da Silva lahir pada tahun 1905 di Porciuncula, sebuah kota kecil di Rio de Janeiro. Saat ini, ia tinggal bersama dua cucunya di Itaperuna. Banjir besar hampir dua puluh tahun lalu merusak sebagian besar dokumentasi aslinya, namun para peneliti tetap yakin akan usianya yang mencapai lebih dari satu abad. Penelitian dari Universitas Sao Paulo juga mendukung klaim ini.
Berkat dokumen yang tersedia, termasuk catatan kelahiran dan data lainnya, para ahli dapat mengkonfirmasi bahwa Pedro da Silva telah hidup selama lebih dari satu abad. Namun, proses verifikasi oleh Guinness World Records menjadi tantangan karena kurangnya dokumentasi resmi. Banjir besar yang melanda wilayah tersebut beberapa dekade lalu telah merusak banyak bukti penting. Meski demikian, Mateus Vidigal, seorang peneliti dari Universitas Sao Paulo, masih memasukkan kasus Pedro da Silva dalam studinya tentang populasi lansia super di Brasil. Dia menjelaskan bahwa meski ada kekurangan dalam dokumentasi, fakta-fakta yang ada cukup kuat untuk mendukung klaim usia panjangnya.
Para dokter dan peneliti tertarik pada kunci kesehatan Pedro da Silva, yang masih dalam kondisi baik tanpa mengonsumsi obat apapun. Pola makan dan tidurnya yang sehat dipercaya sebagai faktor utama umur panjangnya. Ia juga tetap aktif berinteraksi dengan keluarga dan suka makan pisang. Studi ini membuka wawasan baru tentang potensi kehidupan manusia yang lebih panjang.
Dr. Juair de Abreu Pereira, seorang dokter geriatri yang sering memeriksa Pedro da Silva, menekankan bahwa pola hidup sehat adalah kunci utama kehidupan panjangnya. Ia menjelaskan bahwa Pedro da Silva tidak hanya memiliki pola makan yang seimbang, tetapi juga rutinitas tidur yang teratur. Selain itu, ia tetap aktif berkomunikasi dengan keluarganya dan menikmati aktivitas sehari-hari seperti makan pisang. Ini menunjukkan bahwa gaya hidup sehat bukan hanya soal makanan, tetapi juga keseimbangan emosional dan sosial. Keluarganya juga mengekspresikan harapan untuk bisa menikmati usia panjang seperti Pedro da Silva, yang tampaknya bebas dari penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi dan diabetes. Studi ini memberikan wawasan berharga bagi masyarakat luas tentang bagaimana pola hidup sehat dapat memperpanjang umur dan meningkatkan kualitas hidup.