Uang
Harga Emas Antam Menurun Signifikan di Awal Bulan Ramadan
2025-03-01

Pada hari pertama bulan puasa, harga emas yang diproduksi oleh PT Aneka Tambang (Antam) Tbk mengalami penurunan yang cukup signifikan. Berdasarkan data terbaru dari platform resmi perusahaan, harga emas 1 gram turun menjadi Rp 1.672.000 per batang. Selain itu, harga pembelian kembali atau buyback juga mengalami penurunan. Penurunan ini sejalan dengan tren global dan dipengaruhi oleh beberapa faktor ekonomi internasional.

Penurunan harga emas Antam mencapai Rp 35.000 dalam tiga hari terakhir. Pada Sabtu, 1 Maret 2025, yang bertepatan dengan awal bulan Ramadan 1446 Hijriah, harga emas satuan 1 gram diperdagangkan pada Rp 1.672.000 per batang, melemah sebesar Rp 6.000 dibandingkan hari sebelumnya. Harga buyback emas Antam juga turun menjadi Rp 1.521.500 per gram. Pergerakan ini mencerminkan kondisi pasar logam mulia yang sedang mengalami tekanan.

Pelemahan harga emas tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di pasar global. Lonjakan nilai dolar Amerika Serikat (AS), aksi ambil untung, serta rilis data ekonomi AS menjadi penyebab utama penurunan harga. Pada penutupan perdagangan Jumat, 28 Februari 2025, harga emas dunia berada di posisi US$ 2.855,06 per troy ons, melemah 0,73%. Ini merupakan pelemahan terpanjang dalam dua hari berturut-turut, dengan total penurunan mencapai 2,1%.

Dalam seminggu terakhir, harga emas telah anjlok 2,76%, mengakhiri tujuh pekan pesta pora logam mulia. Pelemahan ini menandai titik terendah sejak 4 Februari 2025 atau 18 hari perdagangan terakhir. Kondisi ini menciptakan situasi yang sulit bagi investor dan pedagang emas.

Berbagai faktor eksternal telah mempengaruhi fluktuasi harga emas. Lonjakan nilai dolar AS dan aksi ambil untung oleh pelaku pasar menyebabkan penurunan yang cukup drastis. Selain itu, data ekonomi AS yang baru dirilis juga memberikan dampak negatif terhadap harga emas. Situasi ini menunjukkan bahwa pasar logam mulia masih sangat sensitif terhadap perubahan kondisi ekonomi global.

Di tengah penurunan harga, banyak pihak yang memperhatikan dampaknya terhadap investasi emas. Meskipun kondisi saat ini kurang menguntungkan, para ahli menyarankan untuk tetap waspada terhadap pergerakan pasar dan mempertimbangkan strategi jangka panjang dalam berinvestasi. Dengan demikian, pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi harga emas akan membantu investor membuat keputusan yang lebih bijaksana.

Memahami Perbedaan Antara Maag dan Asam Lambung: Penanganan yang Tepat untuk Kesehatan Pencernaan
2025-03-01

Pada artikel ini, kita akan membahas dua kondisi pencernaan yang sering disalahartikan: maag dan asam lambung. Meskipun keduanya menimbulkan ketidaknyamanan di perut, penyebab dan gejalanya berbeda. Memahami perbedaan ini penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan efektif.

Ketika Maag dan Asam Lambung Menyerang: Ini yang Perlu Anda Ketahui

Di ibukota negara Indonesia, Jakarta, banyak orang mengalami masalah pencernaan seperti maag dan asam lambung. Dr. Amy Foxx-Orenstein dari Mayo Clinic menjelaskan bahwa maag adalah kondisi peradangan pada dinding lambung yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri Helicobacter pylori atau konsumsi makanan pedas secara berlebihan. Gejala umum meliputi rasa perih, kembung, dan mual. Jika tidak ditangani dengan baik, maag bisa menjadi kronis dan menyebabkan luka terbuka pada lambung.

Sementara itu, Dr. Michael F. Vaezi dari Vanderbilt University Medical Center menggambarkan asam lambung sebagai kondisi di mana cairan asam naik ke kerongkongan, sering disebut gastroesophageal reflux disease (GERD). Hal ini biasanya disebabkan oleh melemahnya katup antara lambung dan kerongkongan. Sensasi terbakar di dada atau heartburn adalah gejala umumnya. Gaya hidup tidak sehat seperti merokok atau makan berlebihan dapat memicu kondisi ini, yang jika dibiarkan dapat merusak esofagus dan meningkatkan risiko kanker.

Ahli gastroenterologi Dr. Will Bulsiewicz menyoroti bahwa meskipun gejala kedua kondisi ini mirip, ada perbedaan signifikan. Maag lebih fokus pada rasa nyeri di perut setelah makan, sementara asam lambung menimbulkan sensasi terbakar di dada atau tenggorokan, terutama saat berbaring setelah makan. Mengidentifikasi pemicu gejala sangat penting untuk penanganan yang tepat.

Panduan Penanganan Maag dan Asam Lambung

Berdasarkan informasi dari para ahli, penanganan kedua kondisi ini berbeda. Untuk maag, Dr. Erika Schwartz dari NYU Langone Health merekomendasikan pengurangan konsumsi makanan pemicu dan penggunaan obat antasida atau penghambat asam. Infeksi H. pylori memerlukan antibiotik setelah berkonsultasi dengan dokter. Sementara itu, Dr. Brian Lacy dari Mayo Clinic menyarankan perubahan gaya hidup untuk mengatasi asam lambung, termasuk menghindari makanan pemicu refluks dan menjaga berat badan ideal. Obat-obatan seperti proton pump inhibitors (PPI) juga dapat digunakan untuk mencegah kerusakan esofagus akibat refluks.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan antara maag dan asam lambung, serta penanganannya, kita dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk menjaga kesehatan pencernaan kita. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala persisten agar mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

See More
Propostas Inovadoras para Reduzir Custos Alimentícios no Brasil
2025-03-01

O setor agrícola brasileiro, representado pela Frente Parlamentar da Agricultura (FPA), apresentou uma série de recomendações aos ministros da Fazenda e Casa Civil com o objetivo de diminuir os preços dos alimentos. Diante do aumento significativo na inflação do grupo alimentos e bebidas, que atingiu 7,25% entre janeiro de 2024 e 2025, bem acima da inflação geral de 4,56%, a FPA propôs 20 medidas divididas em curto, médio e longo prazo. Estas sugestões visam mitigar fatores estruturais, conjunturais e políticos que elevam os custos de produção e impactam negativamente o poder de compra da população.

Estratégias Immediatas para Combater a Elevação de Preços

Para enfrentar a escalada de preços no curto prazo, a FPA sugeriu diversas ações práticas que podem ser implementadas rapidamente. Entre elas estão revisões fiscais, reduções temporárias de impostos sobre insumos essenciais e desburocratização de processos alfandegários. Essas medidas têm como objetivo principal aliviar os custos de produção, facilitando assim a disponibilidade de produtos básicos ao consumidor final.

A primeira etapa envolve a reavaliação tributária, garantindo a continuidade do Convênio ICMS 100/97 até a reforma tributária. Além disso, a redução de PIS/Cofins sobre itens fundamentais como trigo e óleo vegetal visa baratear produtos como massas e pães. A FPA também propõe a revisão do Adicional de Frete para Renovação da Marinha Mercante (AFRMM) e a diminuição dos requisitos de garantia real para operações de crédito, permitindo maior flexibilidade financeira aos produtores. Outras iniciativas incluem a simplificação alfandegária, a ampliação do uso do Portal Único de Comércio Exterior e a inclusão do óleo de soja na Lista de Exceções à Tarifa Externa Comum (Letec), zerando temporariamente a tarifa de importação.

Soluções Estruturais para um Futuro Sustentável

No horizonte de médio e longo prazo, as propostas buscam promover mudanças mais profundas e duradouras no setor agrícola. Isso inclui a adoção de políticas para minimizar o desperdício alimentar, a expansão da infraestrutura logística e a promoção de financiamentos acessíveis. Essas estratégias visam criar um ambiente econômico mais estável e resiliente, beneficiando tanto os produtores quanto os consumidores.

Entre as medidas propostas para o futuro próximo, destaca-se a criação de políticas contra o desperdício de alimentos, a garantia de previsibilidade orçamentária através do Plano Safra sem contingenciamentos e a extinção de barreiras regulatórias no acesso ao crédito rural. A ampliação da subvenção ao seguro rural e do Proagro oferecerá maior proteção financeira aos agricultores. Investimentos em infraestrutura, como a expansão da malha ferroviária e hidroviária, e a recuperação de rodovias estratégicas são cruciais para reduzir custos logísticos. Além disso, incentivos à produção nacional de fertilizantes e bioinsumos podem aumentar a competitividade do setor. Por fim, a aplicação de medidas antidumping apenas em casos de concorrência desleal e o aumento da disponibilidade de farelo de milho e soja para baratear a ração animal completam este conjunto de soluções estruturais.

See More