Pasar
Gejolak Pasar Asia-Pasifik Mencerminkan Ketidakpastian Ekonomi Global
2024-11-01
Pasar Asia-Pasifik mengalami gejolak pada hari Jumat, setelah indeks acuan Wall Street, Nasdaq Composite dan S&P 500, mencatatkan hari terburuk mereka dalam hampir dua bulan akibat proyeksi pendapatan yang mengecewakan dari Microsoft dan hasil Meta. Para pelaku pasar menantikan serangkaian data ekonomi dari wilayah tersebut.

Gejolak Pasar Asia-Pasifik Mencerminkan Ketidakpastian Ekonomi Global

Penurunan Tajam di Pasar Jepang

Nikkei 225 Jepang turun lebih dari 2% saat pembukaan, sementara indeks Topix yang lebih luas turun 1,4%. Meskipun Bank of Japan mempertahankan suku bunga kebijakan acuan pada 0,25% pada hari Kamis, investor tetap waspada terhadap prospek ekonomi Jepang.

Penurunan Moderat di Pasar Korea Selatan

Di Korea Selatan, indeks Kospi kehilangan 0,45% dan indeks Kosdaq turun 1,30%. Meskipun penurunan tidak setajam di Jepang, investor di Korea Selatan juga menunjukkan kekhawatiran terhadap dampak hasil keuangan yang mengecewakan dari perusahaan-perusahaan besar.

Kemungkinan Rebound di Pasar Hong Kong

Futures untuk indeks Hang Seng Hong Kong berada di 20.432, mengindikasikan kemungkinan rebound dari penutupan terakhir di 20.317,33. Investor di Hong Kong mungkin mencari peluang untuk mengambil posisi setelah penurunan sebelumnya.

Penurunan Signifikan di Pasar Australia

S&P/ASX 200 Australia memulai perdagangan dengan penurunan 1%. Investor di Australia tampaknya khawatir terhadap prospek ekonomi global, yang dapat berdampak pada kinerja perusahaan-perusahaan domestik.

Kontraksi Manufaktur China Masih Berlanjut

Perkiraan untuk indeks pembelian manajer (PMI) manufaktur Caixin China untuk bulan Oktober diproyeksikan mencapai 49,7, menurut jajak pendapat ekonom oleh Reuters, dibandingkan dengan angka 49,3 pada September. Angka ini masih berada di wilayah kontraksi, menunjukkan bahwa sektor manufaktur China belum pulih sepenuhnya.

Inflasi Produsen Australia Melambat

Indeks harga produsen Australia untuk kuartal ketiga naik 3,9% secara tahunan, jauh lebih rendah dari pembacaan 4,8% pada kuartal sebelumnya, menurut data dari Biro Statistik Australia pada hari Jumat. Secara kuartalan, indeks naik 0,9% dibandingkan kenaikan 1% pada kuartal sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa tekanan inflasi di Australia mulai mereda.
Investor Asing Kembali Berburu Saham Berkualitas di Tengah Penguatan IHSG
2024-11-01
Pasar saham Indonesia menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada akhir pekan lalu, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis. Menariknya, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih di sejumlah saham unggulan, mengindikasikan kepercayaan mereka terhadap prospek pasar modal Indonesia.

Investor Asing Kembali Berburu Saham Berkualitas di Tengah Penguatan IHSG

Penguatan IHSG Ditopang Aksi Beli Asing

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat tipis pada akhir perdagangan Kamis (31/10/2024), naik 0,06% ke posisi 7.574,02. Penguatan ini tidak terlepas dari aksi beli yang dilakukan oleh investor asing di sejumlah saham unggulan. Tercatat, nilai transaksi indeks pada hari tersebut mencapai sekitar Rp 13 triliun, dengan melibatkan 21 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 294 saham naik, 285 saham terkoreksi, dan 208 saham stagnan.Menariknya, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih sebesar Rp340,75 miliar, dengan rincian sebesar Rp85,08 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp255,67 miliar di pasar negosiasi dan tunai. Hal ini mengindikasikan kepercayaan mereka terhadap prospek pasar modal Indonesia di tengah kondisi ekonomi yang masih belum stabil.

Saham-saham Unggulan yang Diburu Asing

Mengutip data dari RTI Business, berikut adalah daftar 10 saham yang menjadi incaran investor asing saat IHSG berhasil menguat:1. PT United Tractors Tbk. (UNTR) - Rp113,9 miliar2. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) - Rp85,0 miliar3. PT Petrosea Tbk. (PTRO) - Rp81,1 miliar4. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) - Rp50,4 miliar5. PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) - Rp40,3 miliar6. PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) - Rp33,2 miliar7. PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) - Rp29,0 miliar8. PT MD Entertainment Tbk. (FILM) - Rp21,3 miliar9. PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) - Rp13,4 miliar10. PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) - Rp11,3 miliarSaham-saham tersebut merupakan perusahaan-perusahaan terkemuka di berbagai sektor, mulai dari pertambangan, infrastruktur, konsumer, hingga teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa investor asing masih melihat potensi pertumbuhan yang menjanjikan di pasar modal Indonesia.

Respons Positif Pasar terhadap Kebijakan Baru

Selain aksi beli asing, penguatan IHSG juga tidak terlepas dari respons positif pasar terhadap kebijakan-kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah. Salah satunya adalah video yang menampilkan respons positif Kabinet Prabowo terhadap kondisi ekonomi Indonesia saat ini. Video tersebut telah menarik perhatian investor dan mendorong penguatan IHSG selama 7 hari berturut-turut.Hal ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia masih memiliki daya tarik bagi investor, baik domestik maupun asing. Dengan adanya dukungan kebijakan yang tepat dan prospek ekonomi yang semakin baik, diharapkan pasar saham Indonesia dapat terus bertumbuh dan memberikan imbal hasil yang menarik bagi para investor.
See More
Pemulihan Ekonomi Indonesia Ditandai dengan Berakhirnya Tren Deflasi
2024-11-01
Rupiah telah mengalami apresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah data Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa tren deflasi di Indonesia telah berakhir. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan kondisi ekonomi di dalam negeri.

Pemulihan Ekonomi Indonesia Ditandai dengan Berakhirnya Tren Deflasi

Rupiah Menguat Seiring Berakhirnya Tren Deflasi

Rupiah dibuka menguat tipis 0,03% di angka Rp15.685/US$ pada hari ini, Jumat (1/11/2024). Namun, selang tiga menit pasca perdagangan dibuka, rupiah tampak melemah ke angka Rp15.710/US$. Pergerakan rupiah hari ini salah satunya terjadi di tengah sikap menunggu dari pelaku pasar yang akan dirilis oleh BPS siang hari ini. Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia diperkirakan akan naik atau mencatat inflasi (month to month/mtm) pada Oktober 2024 setelah lima bulan mengalami deflasi. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 15 institusi memperkirakan IHK Oktober 2024 diperkirakan mengalami inflasi 0,03% (mtm). Jika IHK (mtm) mencatat inflasi, maka ini menjadi inflasi pertama dalam enam bulan.

Deflasi Selama Lima Bulan Beruntun Menjadi Catatan Buruk Periode Akhir Presiden Jokowi

Seperti diketahui, Indonesia mengalami deflasi (mtm) selama lima bulan beruntun. Catatan ini hanya lebih buruk dibandingkan pada 1999 atau era di mana Indonesia masih menghadapi dampak Krisis 1997/1998. Deflasi Mei- September 2024 juga menjadi catatan buruk periode-periode akhir Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kondisi ini memicu kekhawatiran mengenai melemahnya daya beli.

Hanya Dua Institusi yang Memperkirakan Indonesia Akan Kembali Mengalami Deflasi

Hanya dua dari 12 institusi yang menyampaikan bahwa Indonesia akan kembali mengalami deflasi dan memperpanjang tren deflasi yang sebelumnya telah terjadi sejak Mei 2024 atau lima bulan beruntun. Jika hal ini kembali terjadi, maka Indonesia akan mengalami deflasi enam bulan beruntun. Sementara IHK secara tahunan (yoy) diperkirakan melandai di bawah level 2% atau tepatnya 1,67%. Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi September 2024 yang sebesar 1,84% yoy.
See More