Gaya Hidup
Apa Itu Cara 5 untuk Mendeteksi Kamera Tersembunyi di Kamar Hotel
2024-12-09
Di Jakarta, CNBC Indonesia, masalah kamera tersembunyi menjadi perhatian utama. Para wisatawan harus berhati-hati karena kamera tersembunyi sering ditemukan di tempat-tempat seperti penginapan dan toilet.

Rahasia Kamera Tersembunyi: Kenali Cara Mendeteksinya!

Penemuan Kamera Menggunakan Metode Termudah

Dalam tes pertama, menggunakan metode "mata telanjang" adalah cara termudah dan termurah. Tim CNBC, seperti Victor Loh, menguji ruangan satu per satu. Setelah 20 menit mencari, dia menemukan satu kamera tertanam di dalam jam dinding karena waktu pada jam tersebut salah. "Saya menemukan satu. Tapi kamar itu disamarkan dengan sangat baik," katanya.Dalam tes kedua, menggunakan ponsel dengan mengunduh aplikasi Fing yang memindai jaringan Wi-Fi untuk mencari kamera. Victor juga menggunakan senter ponselnya untuk memudahkan melihat lensa kamera. Aplikasi tersebut menunjukkan ada 22 perangkat terhubung ke Wi-Fi rumah tetapi tidak ada kamera. Tjia menjelaskan bahwa ketika anggota tim memasang kamera di rumah, mereka juga memasang jaringan nirkabel kedua dan menghubungkan kamera tersembunyi ke jaringan tersebut. Victor lebih beruntung menggunakan senter ponselnya dan menemukan tiga kamera lagi di tempat-tempat seperti repeater Wi-Fi, kancing baju, dan boneka beruang. Tjia mengatakan sebagian besar kamera tersembunyi adalah buatan China, yang ironisnya dilarang di Negara Tirai Bambu.

Penemuan Kamera Menggunakan Detektor Frekuensi Radio

Dengan menggunakan detektor frekuensi radio yang berbunyi "bip" ketika dekat dengan kamera pengintai, tim CNBC berhasil menemukan empat dari 27 kamera. Namun, detektor ini rentan terhadap alarm palsu dan tidak akan menemukan kamera yang menggunakan kartu SD untuk menyimpan data.

Penemuan Kamera Menggunakan Detektor Lensa

Menggunakan detektor lensa yang murah, portabel, dan mudah digunakan, tim CNBC hanya menemukan dua kamera. Detektor ini memancarkan cahaya inframerah yang dipantulkan kembali dari lensa kamera sebagai titik merah. Meskipun populer, Victor hanya menemukan dua kamera dengan perangkat ini, yakni satu di dalam diffuser minyak esensial, dan yang lainnya di perangkat jaring Wi-Fi.

Penemuan Kamera Menggunakan Detektor Lensa Canggih

Untuk tes terakhir, menggunakan detektor lensa yang lebih canggih berbentuk menyerupai teropong. Detektor ini menonjolkan cahaya yang dipantulkan dari lensa kamera dan mampu bekerja dari jarak jauh. Victor menemukan kamera di dalam kotak tisu dan tas kulit, dan satu lagi terkubur di antara file di bawah meja. Namun, dia perlu melihat langsung ke lensa untuk menemukannya. Secara total, dia menemukan 11 kamera dengan perangkat ini.Hasil akhirnya, Victor berhasil menemukan 17 dari 27 kamera. Menurut perusahaan data Sprout Social, postingan media sosial tentang kamera tersembunyi telah meningkat hampir 400% dalam dua tahun terakhir. "Tapi dalam permainan kucing-kucingan ini, kamera tersembunyi lebih unggul. Alat pendeteksinya semakin baik, begitu pula kamera yang disembunyikan," kata Tjia.
Tanggapan Menkes Budi Gunadi Sadikin Tentang Cukai MBDK 2025
2024-12-09
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan tanggapan yang menarik mengenai rencana penerapan cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) di tahun 2025. Dalam sebuah wawancara di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/12/2024), Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan hal-hal penting terkait hal ini.

"Menteri Kesehatan Berbicara Tentang Cukai MBDK: Apa yang Harus Diingat?"

Pentingnya Tanggapan

Budi Gunadi Sadikin mengulas bahwa cukai berpemanis masih dalam tahap perumusan dan perlu lebih lanjut dibahas. "Cukai berpemanis… sebentar lagi kita, perlu diomongin dululah itu," katanya. "Kita sudah ada (Rekomendasi) tapi nanti belum kita omongin. Kita mau beresin quick win pak presiden dulu," sambungnya. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah masih mempertimbangkan langkah-langkah yang tepat sebelum menerapkan cukai tersebut.

Dalam konteks Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, pemerintah mengusulkan target penerimaan cukai sebesar Rp 244,2 triliun atau tumbuh 5,9%. Penerimaan ini akan berasal salah satunya dari barang kena cukai baru, yakni MBDK. Namun, saat ini belum ada penegasan pasti mengenai penerapan cukai ini pada tahun 2025. "Mudah-mudahan bisa secepatnya," ujar BGS.

Perkembangan Rencana di APBN 2025

Dokumen RAPBN 2025 menyatakan bahwa pendapatan cukai akan dikenakan atas berbagai barang, termasuk hasil tembakau; minuman yang mengandung etil alkohol; etil alkohol atau etanol; dan MBDK. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah berencana untuk memperluas basis cukai dengan menambahkan barang baru seperti MBDK.

Namun, munculnya barang kena cukai baru yakni minuman berpemanis dalam kemasan ini di luar dugaan. Sebelumnya, pemerintah lebih berfokus pada mengenakan cukai pada plastik. Ketentuan cukai plastik bahkan sudah dimuat dalam APBN 2024. Ini menunjukkan bahwa perubahan dalam rencana cukai terus berlangsung dan perlu diatur dengan baik.

Perspektif dan Implikasi

Implementasi cukai MBDK memiliki implikasi yang signifikan bagi berbagai sektor, termasuk industri minuman dan masyarakat secara umum. Jika cukai ini diterapkan, maka harga minuman berpemanis mungkin akan naik, yang dapat mempengaruhi konsumsi masyarakat. Namun, juga perlu dipertimbangkan dampak sosial dan ekonomi yang mungkin timbul.

Bagi industri minuman, perlu melakukan perencanaan dan adaptasi untuk menghadapi kemungkinan kena cukai. Sedangkan bagi masyarakat, perlu diingat bahwa cukai ini adalah bagian dari kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pendapatan dan mengelola ekonomi.

See More
Perut Buncit, Hubungan erat dengan Penyusutan Memori Otak
2024-12-09
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah penelitian baru telah mengungkapkan bahwa tinggi kadar lemak perut atau visceral memiliki hubungan yang kuat dengan risiko penyakit alzheimer. Menurut peneliti, semakin besar perut seseorang, maka pusat memori otaknya akan menyusut. Kemudian, beta amiloid dan tau tangles (kumpulan serat kusut yang terdiri dari protein) juga akan muncul. Melansir CNN Health, plak dan serat yang berbelit-belit itu akan menghambat komunikasi antara sel-sel syaraf dan menyebabkan sel-sel tersebut mati. Semua ini terjadi sejak usia 40-an dan 50-an, jauh sebelum penurunan kognitif terlihat.

Hubungan antara Plak Amiloid Beta dan Kekusutan Tau dengan Penyakit Alzheimer

Baik plak amiloid beta maupun kekusutan tau merupakan tanda awal pergerakan otak menuju penyakit Alzheimer. Plak amiloid biasanya muncul lebih dulu, sedangkan kekusutan muncul kemudian seiring perkembangan penyakit. "Semakin banyak amiloid atau tau yang ada di otak, semakin sakit otak tersebut," kata penulis senior studi Dr. Cyrus Raji, profesor radiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis, Amerika Serikat, seperti dikutip dari CNN. "Cara kita melacak otak yang tampak lebih sakit adalah aliran darah yang lebih rendah. Kami juga melihat atrofi otak, atau penyusutan materi abu-abu, di bagian pusat memori otak yang disebut hipokampus," ungkap Raji.

Obesitas sebagai Faktor Risiko Demensia

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), obesitas merupakan epidemi di seluruh dunia. Badan tersebut memperkirakan lebih dari separuh dunia akan mengalami kelebihan berat badan atau obesitas dalam 10 tahun. "Secara konservatif, obesitas sebagai faktor risiko demensia yang memengaruhi setidaknya 1% orang dewasa. Ini masalah kesehatan masyarakat yang besar. Kami mencoba memahami bagaimana obesitas di usia paruh baya, di usia 40-an dan 50-an, merupakan faktor risiko penyakit Alzheimer, yang biasanya tidak menunjukkan gejala hingga usia 60-an, 70-an, atau 80-an," ungkap Raji.

Lemak Visceral dan Resiko Penyakit

Sebuah studi percontohan oleh Raji dan timnya, yang dirilis pada bulan November 2023, menemukan bahwa jenis lemak perut dalam yang disebut lemak visceral, dikaitkan dengan peradangan dan penumpukan amiloid di otak 32 pria dan wanita berusia 40-an dan 50-an. Pada tahap penelitian ini, keberadaan tau belum dikonfirmasi. Lemak visceral membungkus organ-organ utama tubuh dan berbeda dengan lemak subkutan di bagian tubuh lainnya. Menurut Klinik Cleveland, lemak subkutan biasanya membentuk 90% lemak tubuh. "Sebagian besar indeks massa tubuh (IMT) seseorang mencerminkan lemak subkutan, bukan lemak visceral. Jadi kami mengukur lemak visceral menggunakan MRI perut, dan kami memiliki program komputer khusus yang dapat mengukur volume aktual jaringan adiposa visceral," ungkap Raji. Penelitian ini juga menggunakan pemindaian tomografi emisi positron amiloid (PET) standar emas untuk memverifikasi keberadaan amiloid dan tau di otak peserta penelitian, dan pencitraan resonansi magnetik (MRI) untuk mengukur kadar lemak visceral yang terjadi saat lingkar pinggang membesar. "Semakin banyak lemak visceral yang dimiliki seseorang, maka semakin banyak peradangan yang terjadi di dalam tubuh dan sebenarnya jauh lebih parah daripada peradangan yang terjadi akibat lemak subkutan," kata Raji.
See More